TEMPO.CO, Jakarta - Toyota mengklaim berhasil menjual lebih dari 15 juta unit mobil dengan sistem hybrid ke seluruh dunia. Penggunaan hybrid diklaim telah mengurangi emisi CO2 hingga lebih dari 120 juta ton di seluruh dunia.
Toyota mulai memproduksi secara massal mobil hybrid pada tahun 1997 lewat Toyota Prius. Saat ini, produsen otomotif nomor 1 di Jepang ini sudah memiliki 44 model hybrid di berbagai ukuran dan tipe.
Di Eropa, Toyota menjual lebih dari 2,8 juta mobil hybrid, yang memungkinkannya untuk menjadi produsen mobil terkemuka untuk mencapai target pengurangan CO2 di benua biru pada tahun 2020 dan 2021. Teknologi hybrid juga memungkinkan pengemudi untuk menempuh lebih dari 50 persen perjalanan mereka di dalam dan sekitar kota dalam mode tanpa emisi.
"Berkat penjualan mobil hybrid, Toyota berhasil mencapai target 95 g per km yang ditetapkan oleh UE untuk tahun 2020 dan 2021 di Eropa. Di mana regulasi CO2 itu adalah yang terberat di dunia,"kata Wakil Presiden Eksekutif Toyota Motor Europe, Matt Harrison dalam keterangan persnya yang dikutip dari motor1, Ahad, 3 Mei 2020.
Toyota telah melewati tonggak penjualan lebih dari 15 juta kendaraan listrik hybrid (HEV) di seluruh dunia sejak Prius pertama kali diluncurkan pada tahun 1997. Hari ini di Eropa, penjualan mobil hybrid telah melewati 2,8 juta unit dengan kisaran 19 HEV berbeda model yang ditawarkan seluruh merek Toyota dan Lexus.
Keputusan Toyota untuk mengembangkan kendaraan listrik hybrid dimulai lebih dari 25 tahun yang lalu, ketika Takeshi Uchiyamada memimpin tim untuk mengembangkan mobil abad ke-21 tersebut. Mobil yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan berbahaya lainnya.
Prius generasi pertama diluncurkan pada tahun 1997 di Kyoto. Peluncuran ini memberikan momentum baru bagi gerakan lingkungan. Toyota mengklaim bahwa perusahaannya telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap lingkungan karena teknologi listrik hybrid telah mengurangi emisi CO2 hingga lebih dari 120 juta ton di seluruh dunia.
Visi asli perusahaan telah memungkinkan Toyota untuk menjadi pemimpin dalam memenuhi peraturan emisi yang semakin ketat di seluruh dunia.
Sepanjang periode ini, Toyota telah melihat permintaan untuk kendaraan listrik hybrid melambung, karena perusahaan telah menggabungkan teknologi inovatif ini dengan desain emosional yang dimungkinkan oleh peluncuran platform global TNGA-nya.
Di luar sistem hibrida generasi ke-4 saat ini, Toyota terus memperbaiki teknologi hybrid untuk mencapai emisi yang lebih rendah dan efisiensi bahan bakar. Saat ini, kendaraan listrik hybrid dengan harga terjangkau, mudah diakses, dan nyaman bagi pelanggan di berbagai pasar Eropa.
Mobil hybrid secara umum telahmengarah ke BEV (mobil listrik murni) dan FCEV (mobil hidrogen). Sementara Toyota tetap lercaya bahwa teknologi hybridnya masih menjadi bagian penting dari campuran keseluruhan kendaraan listrik di masa depan.
"Tentu saja, kita harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja baterai dan menurunkan biaya (dari BEV) seperti yang sedang kita lakukan. Kita juga tidak menutup mata dan terus melihat rintangan- rintangan yang terkait dengan BEV dan FCEV ke depannya sembari tetap berkontribusi dengan melanjutkan pekerjaan kami dengan teknologi hybrid,"ujar Chief Officer Toyota Motor Corporation, Shigeki Terashi.
Di Indonesia sendiri, mobil hybrid dari Toyota telah tersedia dalam berbagai model. Seperti Toyota Alphard, Corolla Altis, Camry, dan C-HR.
WIRA UTAMA