TEMPO.CO, Jakarta - Nissan Motor Co akan menarik diri dari Eropa dan sejumlah tempat lain untuk fokus di pasar Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Rencana strategis baru ini akan diumumkan secara resmi oleh pabrikan Jepang itu pada 28 Mei mendatang.
“Ini bukan hanya rencana pemotongan biaya. Kami juga merasionalisasi operasi, memprioritaskan ulang, dan memfokuskan kembali bisnis kami, untuk menanam benih masa depan," kata salah satu sumber yang dikutip dari Reuters, Selasa, 5 Mei 2020..
Nissan akan mengejar pangsa pasar terbesarnya di Amerika Serikat dengan menawarkan diskon besar-besaran dan harga yang lebih murah. Rencana besar ini bertujuan untuk memulihkan ikatan dealer dan menyegarkan barisan untuk mendapatkan kembali kekuatan harga dan profitabilitas produsen mobil Jepang tersebut.
Rencana itu juga bertujuan untuk memotong persaingan dan memperluas kerja sama dengan mitra aliansi. Jadi Nissan akan mengikuti Mitsubishi Motors Corp dalam teknologi kendaraan Plug-in Hybrid atau PHEV untuk memimpin di pasar Asia, di luar Cina dan Jepang. Sementara untuk Renault akan fokus menggarap mobil listrik dan pasar Eropa. Terkait itu, Nissan dan Mitsubishi menolak berkomentar.
Chief Operating Officer Nissan, Ashwani Gupta dan Chief Executive Nissan, Makoto Uchida dikabarkan akan memimpin langsung rencana besar ini. Petinggi baru Nissan ini ingin membebaskan sumber daya untuk berinvestasi dalam produk dan teknologi di Amerika Serikat, Cina, dan Jepang.
"Efeknya, sekalipun kami mengurangi pengeluaran R&D kami tahun ini dibandingkan tahun lalu serta melakukan penghematan lainnya, kami meningkatkan sumber daya yang dibebaskan itu, kembali ke pasar dan produk inti," kata sumber yang menolak disebut namanya itu dengan alasan tidak berwenang berbicara dengan media ihwal rencana tersebut.