TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor mobil secara utuh atau completely built up PT Honda Prospect Motor periode Januari—April 2020 turun 46,1 persen dibandingkan dengan capaian pada 4 bulan pertama 2019. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), PT Honda Prospect Motor (HPM) mencatatkan total pengapalan kendaraan CBU sebanyak 958 unit selama Januari sampai dengan April 2020, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu perusahaan mampu mengekspor 1.776 unit.
Yusak Billy, Bussines Innovation & Sales Marketing HPM, mengatakan bahwa pasar ekspor Honda pada awal tahun ini terdampak oleh kebijakan penguncian wilayah yang diterapkan sejumlah negara tujuan ekspor, seperti Thailand, Filipina, dan Malaysia.
“Dengan kondisi demikian, faktor utama untuk peningkatan ekspor, baik CBU maupun komponen adalah kondisi pasar dan permintaan dari negara tujuan ekspor,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa 2 Juni 2020.
Menurut Billy, dengan kondisi pasar internasional yang berangsur pulih dan sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan lockdown, hal itu diharapkan kembali mendorong kinerja ekspor otomotif nasional ke depan.
Gaikindo mencatat, periode April 2020 menjadi periode terberat bagi para agen pemegang merek (APM) dalam melego kendaraan karena krisis virus corona melanda negara-negara di dunia. HPM tercatat hanya mengapalkan 388 unit pada April, turun 76 persen secara tahunan.
Tak hanya Honda, ekspor kendaraan secara utuh dari PT Astra Daihatsu Motor turun signifikan pada April 2020 dengan hanya mengapalkan 4.800 unit ke negara-negara pengimpor. Data Gaikindo menyebutkan capaian ekspor dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) turun 47,4 persen dibandingkan April 2019 yang mampu mengapalkan 9.133 unit.
Tak hanya Daihatsu, capaian ekspor dari sejumlah merek, seperti Toyota, Honda, Suzuki, Mitsubishi Motors, Hino, Wuling, DFSK, dan Hyundai juga menurun. Alhasil, total pengapalan CBU otomotif nasional pada April mencapai 11.242 unit, anjlok 47,1 persen secara tahunan.
Pada April, Gaikindo mencatat ADM mengirimkan sejumlah model, seperti Avanza yang mengontribusi 1.218 unit, Rush 2.011 unit, Gran Max 160 unit, Town Ace dan Lite Ace berjumlah 442 unit, serta Wigo mencapai 969 unit.
Jajaran mobil tersebut diproduksi di pabrik Sunter dan Karawang, yang masing-masing berkapasitas produksi 200.000 dan 330.000 per tahun. Model-model tersebut membidik pasar di negara-negara Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Timur Tengah.
Masih berdasarkan data Gaikindo, sepanjang tahun berjalan ADM membukukan total ekspor sebanyak 30.259 unit, turun 14,2 persen dibandingkan periode tahun lalu. Kendati demikian, perusahaan masih mengontribusi kinerja pengapalan otomotif nasional sebesar 34,2 persen.
ADM pada bulan April diketahui menghentikan sementara kegiatan operasional pabrik, tepatnya pada 10 hingga 24 April 2020. Baru pada 27 April, perusahaan memutuskan untuk melanjutkan aktivitas produksi, tetapi hanya berfokus untuk memenuhi permintaan ekspor.
BISNIS