TEMPO.CO, Jakarta - Industri sepeda motor menjadi salah satu yang mengalami dampak signifikan dengan adanya pandemi Virus Corona atau Covid-19. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia menyebut adanya penurunan penjualan hingga 40-45 persen dibandingkan kondisi normal sebelumnya. Hal ini akibat penutupan pabrik hingga warga masyarakat yang dilarang keluar rumah dengan adanya PSBB. Bagi PT Astra Honda Motor, penjualan terbesar selama ini disokong 70 persen dari mekanisme pembelian kredit.
"Dalam beberapa bulan terakhir, kontribusi pembelian kredit menjadi 50:50," kata Direktur Marketing AHM Thomas Wijaya. Angka 50:50 artinya 50 persen membeli kredit dan 50 persen membeli dengan tunai.
Kondisi ekonomi yang belum membaik, kata dia, memaksa lembaga pembiayaan melakukan revisi pada uang muka yang wajib dibayarkan konsumen. Sebelum pandemi, konsumen wajib membayar DP sekitar 10-15 persen dari harga kendaraan. "Dengan ada pandemik ini, lembaga pembiayaan mengerek DP menjadi 15-20 persen, namun ada juga yang diatas 20 persen," ujarnya.
Langkah ini diambil dengan prinsip kehati-hatian dari lembaga pembiayaan. Apalagi kondisi ekonomi yang belum membaik bisa juga memukul konsumen. Soal tenor, menurut Thomas, tidak ada strategi khusus dari leasing. "Rata-rata tenor konsumen baru masih normal kurang lebih 3 tahun," ucapnya.
AHM sendiri belum menyiapkan strategi khusus untuk mendongkrak penjualan. Yohanes Loman Excecutive Vice President AHM mengatakan paling penting adalah menyiapkan seluruh jaringan dari produksi, penjualan hingga lembaga pembiayaan. Dengan kondisi saat ini, mereka harus siap dengan kondisi penurunan penjualan hingga 40 persen. Menurutnya komunikasi yang intensif salah satu cara untuk menyiapkan dan strategi menghadapi kondisi yang masih tidak menentu.
Loman yang juga Ketua AISI ini berharap pemerintah ikut turun tangan dengan memberikan insentif agar industri ini bisa tetap survive. "Kita tidak bisa sendiri, goverment lakukan banyak hal supaya industri bisa bertahan dengan insentif pasti membantu. Berapa besar, harus lihat satu persatu. Goverment pikirkan ini, tanpa bahu membahu tak bisa kuat. Seperti provinsi jangan naikan pajak STNK, ini akan berpengaruh dan memberatkan konsumen," ucapnya.
Kemungkinan menyiapkan model dengan harga murah seperti yang dilakukan dengan Honda Legenda di masa lalu, Thomas mengakui akan ada kebutuhan entry level dalam kegiatan usaha maupun transportasi. Hanya saja, produk yang ada saat ini masih bisa mengakomodir. Ia mencontohkan Honda Revo, Honda Verza, Honda Beat dan Honda Scoopy. "Produk kami masih bisa mengakomodir tidak hanya sepeda motor, tapi bisa melibatkan bantuan dari lembaga pembiayaan karena ada kebutuhan dan kondisi ekonomi tertentu," ucapnya.
Dengan ada koreksi dari AISI, AHM juga melakukan revisi target penjualan. Pada awal tahun, AHM menetapkan target penjualan 4,8 juta setahun dari target AISI 6,4-6,9 juta setahun. "Kita koreksi (penjualan) ada di 2,8-3 juta setahun. Ini inlie dengan dampak-dampak di pasar," ujar Thomas.