TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Prestige Motorcars, Rudy Salim mengakui penjualan mobil premium, khususnya supercar mengalami penurunan sekitar 80 persen. Situasi itu memaksa Prestige Motorcars untuk memaksimalkan strategi marketing berbasis digital.
"Untuk penjualan sangat drop yak, 80 persen lebih lah. Ya, gimana caranya kami fokus digital,"ujar Rudy dalam acara peluncuran Lamborghini Huracan Evo, di Pluit, Jakarta Utara, Jumat, 12 Juni 2020.
Berbicara soal strategi di masa sulit ini, Rudy menegaskan bahwa hampir semua aset Prestige Motorcars akan beralih ke sistem digital. Namun persoalan lain muncul. Kata dia, meski secara traffic pengunjung online meningkat namun penjualan belum maksimal.
"Pangsa pasar memang jadi luas, jadi banyak yang nanya, tapi pembelian enggak. Kalau dulu yang nanya, paling yang serius beli. Nah sekarang, mungkin penasaran jadi banyak yang nanya," kata dia.
Khusus untuk mobil supercar, diakui Rudy sangat sulit terjual. Situasi itu tak lepas dari wabah corona yang membuat perekonomian lesuh dalam beberapa bulan terakhir. "Semua produk turun, bahkan supercar sama sekali udah gak (laku) jualan," ujarnya.
Adapun segmen mobil bekas dari Prestige Motorcars masih bertahan. Untuk penjualan mobil listrik atau Tesla, diakui juga menurun meski segmen ini mulai diperbincangkan orang-orang setelah Prestige Motorcars gencar melakukan promosi lewat sejumlah pesohor Tanah Air.
"Dari 20 persen itu, masih banyak di mobil-mobil bekas. Ya, masih bisa lah, karena walaupun bekas, kita masih berikan garansi. Jadi poinnya sangat sulit untuk supercar, beberapa brand bahkan sudah mau gulung tikar. Makanya kita main mobil listrik juga," kata dia.
Selain gencar kampanye di media sosial, Rudy juga mengadaptasi proses transaksi ala New Normal. Di mana, Prestige Motorcars akan lebih intens menyambangi rumah calon konsumen untuk proses jual-beli.
"Kami akan bawa mobil ke rumah calon konsumen untuk test drive," ujarnya.