TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ekspor mobil secara utuh (Completely Built Up/CBU) periode Januari - Mei 2020 tercatat sebesar 95.387 unit. Angka ini menurun 19,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 119.125 unit. Penurunan ekspor mobil ini dipicu oleh pandemi virus corona baru (Covid-19) yang melanda sejumlah negara tujuan ekspor.
Di lain sisi, sejumlah pabrik otomotif juga ditutup sementara saat pelaksanaak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19 sepanjang Mei lalu. Pabrik-pabrik otomotif yang sempat ditutup itu kini sudah beroperasi kembali.
Pabrik Toyota, misalnya, sudah kembali beroperasi sejak awal Juni 2020. Pabrik ini digunakan untuk merakit model-model Toyota, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Pabrik Toyota di Indonesia sempat ditutup sementara seiring dengan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk meredam penyebaran virus corona baru (Covid-19).
“Pabrik sudah beroperasi awal Juni lalu mulai dari persiapan produksi dan sekarang beroperasi tapi masih di bawah 50 persen dari kapasitas normal,” kata Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), kepada Tempo, Senin, 22 Juni 2020.
Rendahnya produksi tersebut disebabkan oleh demand yang menurun seiring dengan wabah virus corona dalam tiga bulan terakhir di seluruh Indonesia.
Untuk ekspor, kata Bob, Toyota melakukan pengiriman unit ke sejumlah negara. “Tapi ke depan masih akan berat karena kondisi ekonomi dan pasar di negara tujuan (ekspor) belum pulih. Logistik juga masih terbatas sekali,” ujarnya.
Periode Januari-Mei 2020, Toyota Indonesia melakukan ekspor sebanyak 58.054 unit. Dari angka itu, 25.761 unit diproduksi di pabrik Toyota dan 32.293 unit diproduksi di pabrik Daihatsu.
Adapun pabrik Toyota untuk ekspor memproduksi Toyota Fortuner, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Sienta. Sedangkan brand Toyota yang diproduksi di pabrik Daihatsu terdiri Wigo, Avanza, Town Ace, Lite Ace, dan Rush.
All New Honda Brio ekspor perdana ke Filipina, Rabu, 10 April 2019. Mobil itu dikapalkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (HPM)
Sementara itu, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy mengatakan bahwa pasar ekspor saat ini masih tergantung pada kondisi pasar negara tujuan. Saat ini, kata dia, masih belum stabil karena dampak dari wabah Covid-19. “Untuk produksi ekspor CBU Honda Brio ke Filipina dan Vietnam akan kami mulai kembali di awal Agustus ini,” kata Billy kepada Tempo.
Tahun ini, HPM melakukan ekspor hanya di bulan April dan Maret dengan volume masing-masing 570 unit dan 388 unit. Dari angka itu, sebanyak 358 unit dikirim ke Vietnam. Sedangkan Filipina sebanyak 600 unit.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi seperti dikutip dari Bisnis.com, 15 Mei 2020, mengatakan kinerja pengapalan mobil pada Maret 2020 sempat tumbuh 9,2 persen secara tahunan. Namun, raihan tersebut merupakan hasil timbunan pemesanan dari bulan sebelumnya.
“Sehingga, kami proyeksikan ekspor pada tahun ini akan turun 50 persen. Padahal, saat Desember 2019 kami diminta menaikan ekpsor hingga 1 juta unit pada 2025,” ujarnya dalam diskusi virtual Industry Roundtable, Jumat, 15 Mei 2020.
Dengan target tersebut, kata Nangoi, pelaku industri otomotif pun berambisi mengekspor 350.000 hingga 400.000 unit pada tahun ini. Namun, akibat pandemi virus corona, kinerja ekspor 2020 diperkirakan hanya menyentuh 175.000 unit atau paling tinggi 200.000 unit.
Data Ekspor Mobil CBU Januari - Mei 2020
2019 | 2020 | |
Januari | 22.195 | 18.910 |
Februari | 22.967 | 30.446 |
Maret | 25.485 | 28.229 |
April | 20.341 | 11.302 |
Mei | 28.137 | 6.500 |
Total | 119.125 | 95.387 |
Diolah dari data Gaikindo