TEMPO.CO, Chicaco - Harley-Davidson Inc (HOG.N) mengatakan akan memangkas sekitar 140 pekerja di Amerika Serikat, Kamis, 25 Juni 2020. Pengurangan pekerja itu untuk menyesuaikan volume produksi.
PHK itu akan mempengaruhi 90 pekerja produksi di fasilitas perusahaan di York, Pennsylvania, dan 50 lainnya di fasilitas Tomahawk di Wisconsin, kata seorang perwakilan perusahaan kepada Reuters.
Penjualan Harley-Davidson telah menurun selama lima tahun terakhir di Amerika Serikat, pasar terbesarnya, seiring bertambahnya basis pelanggan baby-boomer. Pandemi virus corona (Covid-19) memperburuk permintaan ritel.
"Sebagai bisnis normal, Harley-Davidson secara teratur menyesuaikan rencana produksinya dan secara tepat mengukur tenaga kerjanya," kata perwakilan perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Saham Harley ditutup naik 4,4 persen pada US$ 24,41.
Produksi di fasilitas York dan Tomahawk dilanjutkan bulan lalu setelah wabah virus di Amerika Serikat membuat perusahaan menunda operasi pada pertengahan Maret.
Keputusan Harley untuk memangkas pekerjaan mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan AS di tengah pemulihan ekonomi yang lambat dan tidak merata. Sementara ekonomi telah dibuka kembali, permintaan untuk barang-barang industri dan konsumen tetap tertekan.
Penjualan ritel AS kuartal pertama di perusahaan yang berbasis di Milwaukee ini turun 16 persen dibandingkan setahun yang lalu ketika lockdown yang disebabkan oleh pandemi memaksa sekitar setengah dari dealer untuk menutup sementara toko mereka.
Sejak itu, pembatasan pelonggaran telah memungkinkan dealer untuk membuka kembali. Tetapi penjualan ritel diperkirakan turun sekitar 40 persen pada kuartal kedua, menurut survei dealer yang diterbitkan oleh Baird Equity Research pada hari Rabu, 24 Juni 2020.
Sebagai tanggapan, Harley-Davidson berusaha untuk menghemat uang dan telah melakukan pemotongan biaya. Ini telah memangkas pengeluaran modal, membekukan perekrutan, mengurangi gaji dan menghilangkan kenaikan pangkat bagi karyawan.