TEMPO.CO, Jakarta - Hyundai Motor Group dan LG Chem baru-baru ini sepakat untuk berkolaborasi mengeksplorasi berbagai ide pengembangan baterai kendaraan listrik. Menurut laporan autoblog.com, salah satu poin dari kesepakatan itu adalah ide membangun usaha patungan di Indonesia untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Sebagai bagian dari rencana itu, kedua perusahaan raksasa asal Korea Selatan itu akan membuat program EV & Battery Challenge, sebuah kompetisi global yang mencari startup dengan teknologi pengembangan dan produksi baterai, dan meningkatkan pengalaman kepemilikan total EV pelanggan.
Program ini dipecah menjadi dua kategori inovasi, kontes mencari teknologi baterai di bidang manajemen dan pemeliharaan, bahan, penggunaan kembali dan daur ulang, dan manufaktur serta kontrol kualitas.
Untuk kendaraan listrik, startup dengan inovasi dalam model bisnis EV, pengisian, komponen, manajemen armada, dan layanan pelanggan didorong untuk mendaftar.
LG mengadakan acara serupa tahun lalu. Hampir 130 peserta melamar dari 27 negara. Setelah penjurian dari Battery Challenge di LG Magok Science Park di Korea Selatan, perusahaan memilih lima finalis yang menerima pendanaan hingga US$ 2 juta melalui kemitraan formal.
LG mengatakan tetap memberikan dukungan kepada 124 kandidat tidak dipilih. Perusahaan asal Korea Selatan ini akan terus bekerja sama [dengan mereka] dan menawarkan dukungan dalam hal evaluasi teknologi dan investasi masa depan.
EV & Battery Challenge kali ini menawarkan hadiah yang sama - dukungan finansial dan kesempatan untuk bekerja di fasilitas Hyundai dan LG.
Pelamar perlu memiliki prototipe kerja non-komersial yang jelas berbeda dari apa yang saat ini ada di pasaran, "keahlian yang kuat dalam sektor baterai dan mobilitas," dan "model bisnis didasarkan pada asumsi komersial dan ekonomi yang kredibel."
Program ini terbuka dari sekarang hingga 28 Agustus. Hyundai dan LG akan meninjau aplikasi pada bulan September, kemudian mengadakan wawancara video dengan kelompok yang telah disaring pada bulan Oktober dan November.
Pada bulan November, para finalis akan diundang ke lokakarya dua hari di pusat CRADLE Hyundai di Silicon Valley, Amerika Serikat.
New Nexus Energy, sebuah nirlaba internasional yang mendukung pengusaha energi bersih dengan dana, akselerator, dan jaringan, mengawasi program EV & Battery Challenge.
Program ini juga bertujuan untuk menemukan teknologi baterai terbaru yang dapat menyaingi paket baterai berkinerja super milik CATL atau produsen mobil AS Tesla, dan sesama perusahaan baterai masa depan solid state dari Samsung.
Hyundai akan mencari solusi untuk membantu membedakan dan mempromosikan 44 kendaraan listrik yang rencananya akan diluncurkan pada 2025, 23 di antaranya merupakan kendaraan listrik murni.
Menurut laporan Reuters, 23 Juni 2020, Kementerian Koordinator Maritim dan Urusan Investasi Indonesia disebut telah mendengar tentang diskusi antara Hyundai Motor Group dan LG Chem.
Juru bicara kementerian, Jodi Mahardi, menyampaikan bahwa perusahaan telah bertemu dengan pemerintah tetapi belum berbagi rincian rencana investasi lebih lanjut.
"Hyundai telah mengajak LG bertemu sejumlah perusahaan domestik untuk mengeksplorasi kemitraan potensial produksi baterai kendaraan listrik," katanya.