TEMPO.CO, Frankfurt - Produsen mobil asal Jerman, BMW, mengatakan bahwa mobil listrik buatannya akan menggunakan sel baterai yang diproduksi menggunakan energi terbarukan, sebuah langkah yang menuntut pemasok untuk menggunakan energi listrik non-batubara.
"Kami saat ini memiliki kontrak dengan pemasok yang menekankan bahwa sel baterai generasi kelima harus diproduksi menggunakan energi terbarukan," kata CEO BMW Olivier Zipse seperti dipublikasikan di website perusahaan, Reuters, Selasa, 20 Juni 2020.
Tahun lalu, BMW memesan sel baterai dari produsen Cina, Contemporary Amperex Technology Co (CATL) dan produsen Korea Samsung SDI. Nilanya lebih dari 10 miliar euro (setara Rp 161,27 triliun dengan kurs saat ini 1 euro = Rp 16.127).
CATL saat ini membangun pabrik sel baterai di Erfurt, Jerman, dan diklaim akan memproduksi 60 gigawatt jam (GWh) mulai tahun 2026.
BMW saat ini sedang mempersiapkan untuk meluncurkan mobil listrik BMW iX3 tahun ini, dan dua model lain di tahun depan yakni BMW iNEXT dan BMW i4.
Ketika volume produksi mobil listrik BMW meningkat, kata BMW, penggunaan tenaga ramah lingkungan akan menghemat sekitar 10 juta ton CO2 selama satu dekade ke depan. Menurut BMW, hal ini setara dengan emisi karbon dioksida tahunan yang dihasilkan oleh kota dengan lebih dari satu juta penduduk.