TEMPO.CO, Yogyakarta - Toyota telah menghentikan produksi seri Corona-nya sejak krisis moneter menghantam Indonesia tahun 1998 silam. Sebagai gantinya, Toyota saat itu mulai berfokus jualan Toyota Camry sebagai pilihan sedan papan atas.
Meski tak diproduksi lagi, ternyata pecinta dan pemburu Toyota Corona masih cukup besar. Pecinta Corona asal Yogya, Dhimas Anggi, menuturkan memiliki dua unit Corona seri 9 atau seri terakhir di rumahnya. Yakni Toyota Corona Absolut lansiran tahun 1997 dan 1998.
“Orang berburu Corona itu karena harganya relatif murah, karena dulunya itu mobil kelas menengah atas,” ujar Dhimas kepada Tempo Rabu 24 Juni 2020.
Harga jual Toyota Corona khususnya wilayah DI Yogyakarta, sebagain besar masih di bawah Rp 50-70 juta. Selain itu, Corona diburu karena terkenal handal dan kaya fitur, yang bahkan tidak dimiliki mobil-mobil lansiran terbaru saat ini.
Dhimas yang sudah 10 tahun lebih mengendarai Corona itu menuturkan, jika sama sama kondisinya sehat, suspensi milik Corona bisa senyaman Camry. Sistem suspensi Corona sudah menerapkan lengan ayun independen untuk produksi tahun 1987-1998.
“Jadi saat mobil harus melewati jalan bebatuan, yang jatuh hanya ban-nya, mobilnya diam, yang gerak hanya bannya, kenyamanan suspensinya sekelaslah kalau dibandingin Camry,” ujar Dhimas.
Fitur Corona bisa dibilang tak ketinggalan jaman. Fitur fitur yang ada pada mobil saat ini sudah tertanam di seri-seri lama Corona.
Sebut saja salah satunya defogger, yang berfungsi untuk mengurangi dan menghilangkan embun di kaca belakang mobil. Corona sudah memilikinya sejak di rilisan tahun 1987. Padahal di Toyota Innova saja yang memiliki fitur defogger ini hanya type V atau type tertinggi.
Selanjutnya: Fitur-fitur keren lainnya di Toyota Corona...