TEMPO.CO, Paris - Mantan Bos Nissan Motor Co Ltd Carlos Ghosn menyebut Renault dan Nissan ‘menyedihkan’ dalam menghadapi pandemi virus corona baru (Covid-19). Ia menyoroti hal kepemimpinan dalam perusahaan aliansi tersebut.
Ghosn, yang juga ketua Mitsubishi Motors Corp, ditangkap di Jepang pada akhir 2018 dengan tuduhan tidak melaporkan gajinya dan menggunakan dana perusahaan untuk keperluan pribadi - tuduhan yang dibantahnya. Dia melarikan diri ke Libanon dari Jepang pada akhir Desember tahun lalu.
“Ada masalah kepercayaan pasar dalam aliansi. Secara pribadi, saya menemukan hasil yang menyedihkan dari Nissan dan Renault. Tidak ada lagi campuran manajemen yang nyata antara Renault dan Nissan, tetapi jarak yang jauh,” katanya kepada surat kabar Le Parisien, seperti dilaporkan Reuters, Senin, 20 Juli 2020.
Ghosn membandingkan penurunan harga saham dari November 2018 hingga Juni 2020 dengan pesaing General Motors Co dan Toyota Motor Corp masing-masing 12 persen dan 15 persen untuk Nissan yang turun 55 persen dan Renault 70 persen.
"Semua pabrikan ini menghadapi krisis Covid-19 yang sama, tetapi Renault dan Nissan ‘dihukum’ lebih dari yang lain," katanya.
Ghosn diperiksa di Libanon pada Januari. Dia mengatakan akan bekerja sama sepenuhnya dengan proses peradilan Libanon, tetapi tidak jelas kerja sama apa yang akan terjadi antara Tokyo dan Beirut.
Jaksa penuntut Prancis juga meningkatkan penyelidikan mereka atas dugaan penyelewengan dana oleh Ghosn di Renault dan memanggilnya di Prancis pada 13 Juli, tetapi dia tidak hadir.
“Ada kendala teknis. Paspor saya ada di tangan jaksa agung di Libanon, karena Jepang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk saya,” kata Ghosn.
"Saya juga ingin memastikan bahwa keamanan saya terjamin dan bahwa saya dijamin kebebasan bergerak."