TEMPO.CO, Tokyo - Mitsubishi Motors Corp menghadapi keraguan tentang percepatan pemulihan pasar otomotif di Asia tenggara terkait pandemi virus corona baru (Covid-19).
Produsen mobil terbesar ke-6 di Jepang ini membukukan penurunan penjualan kuartalan karena pandemi, membuat sahamnya turun 12 persen ke rekor terendah pada Selasa, 28 Juli 2020.
Sehari sebelumnya, Mitsubishi Motors, anggota termuda aliansi Nissan Motor dan Renault SA, melaporkan bahwa penjualan di negara-negara Asia Tenggara, yang biasanya merupakan seperempat dari penjualan globalnya, jatuh hampir 70 persen menjadi hanya 17 persen dari total penjualan selama April-Juni.
Produsen mobil itu mempertaruhkan pertumbuhan di Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Di negara-negara ini Mitsubishi mampu mempertahankan pasar dan termasuk lebih lambat terdampak pandemi virus corona dibanding negara maju lainnya.
Menurut laporan Reuters, Selasa, 28 Juli 2020, beberapa ahli mengatakan bahwa pemulihan penjualan Mitsubishi mungkin tertinggal dari produsen mobil lain dan memperumit rencana restrukturisasi yang dirinci pada hari Senin, 27 Juli 2020.
Produsen mobil itu juga memproyeksikan kerugian operasional 140 miliar yen (Rp 19,2 triliun) untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021. Angka ini disebut kerugian terbesar dalam setidaknya 18 tahun tahun terakhir.
Hasil Mitsubishi Motors "mengejutkan", kata analis Mio Kato dari LightStream Research, mencatat bahwa Asia Tenggara sangat memprihatinkan.
“ASEAN dimaksudkan untuk menjadi pendorong pertumbuhannya dan bahkan diposisikan sebagai titik menarik utama bagi Aliansi Renault-Nissan. Penjualan ASEAN turun dan sekarang menghasilkan kerugian,” kata Kato.
Secara global Mitsubishi Motors hanya menjual 139.000 kendaraan pada kuartal April-Juni, 53 persen lebih rendah dari tahun lalu.
Saham Mitsubishi turun 12 persen menjadi 236 yen pada Selasa. Ini adalah level terendah sejak listing pertama pada 1988. Saham itu turun hampir setengahnya pada tahun ini.
Beberapa analis optimistis tentang prospek jangka panjang perusahaan dan mendukung strategi pemulihannya.
"Dalam jangka pendek kinerja di Asia Tenggara tidak akan berjalan dengan baik untuk Mitsubishi, tetapi dalam jangka panjang itu adalah hal yang tepat untuk mereka lakukan," kata Chris Richter, wakil kepala penelitian Jepang di CLSA.
Dalam rencana restrukturisasi yang dimumumkan pada hari Senin, 27 Juli 2020, Mitsubishi Motors mengatakan akan menghentikan produksi SUV Pajero mulai tahun depan. Mitsubishi juga akan menutup Pajero Manufacturing Co., Ltd., di Jepang, yang memproduksi SUV Pajero. Mitsubishi Motors juga mengatakan akan mengurangi penetrasi di Eropa dan Amerika Utara dan fokus pada pertumbuhan di Asia.