TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil Jepang, Nissan, mencapai pemulihan penjualan dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama empat bulan berturut-turut di Cina meskipun ada wabah Covid-19.
Di bulan Juli, penjualan mencapai 120.945 unit, naik 11,6 persen Year on Year (YoY). Angka ini merupakan rekor penjualan terbaik dalam empat bulan terakhir. Di tujuh bulan pertama tahun ini, Nissan menjual sebanyak 717.287 unit kendaraan di Cina. Sepanjang tahun 2019, total penjualan Nissan di Cina mencapai 1.174.030 unit.
"Karena Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, masih ada banyak ketidakpastian di pasar mobil pada paruh kedua tahun ini, tetapi Nissan tetap percaya diri di Tiongkok," kata Shohei Yamazaki, Wakil Presiden Senior Nissan dan Ketua Komite Manajemen Nissan Cina, seperti dilaporkan chinadaily.com.cn, 11 Agustus 2020.
“Dongfeng Motor (mitra usaha patungan Nissan, memiliki sistem operasi terkoordinasi) yang menawarkan ketahanan untuk menghadapi risiko selama pandemi dan meletakkan dasar yang kokoh untuk pemulihan penjualan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa Nissan akan terus meningkatkan kerja sama dengan dealer dan mitranya untuk menyediakan produk dan teknologi yang memenuhi permintaan pelanggan Cina.
Pada bulan Mei, produsen mobil asal Jepang itu merilis rencana pengembangan barunya yang mengatakan bahwa Cina adalah salah satu dari tiga pasar inti selain Amerika Serikat dan Jepang. Nissan akan meningkatkan pangsa pasarnya.
Nissan berencana untuk meluncurkan tujuh mobil listrik murni di Cina pada tahun 2023. Penjualan mobil listrik diperkirakan mencapai 23 persen dari total penjualan Nissan di Cina.
Nissan Cina juga akan meningkatkan proporsi kendaraan yang dilengkapi sistem koneksi cerdas dari 75 persen menjadi 90 persen pada tahun 2023.
Bulan lalu, Nissan meluncurkan crossover listrik pertamanya, Nissan Ariya. Model ini diharapkan memasuki pasar Tiongkok pada tahun 2021.