TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Cina Djauhari Oratmangun mengatakan pengembangan industri kendaraan listrik di Cina mendapat dukungan penuh dari pemerintahnya sehingga dapat menjadi industri andal dan terdepan serta mampu menguasai pasar global.
"Penelitian dan pengembangan industri kendaraan listrik di Cina mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah setempat sebagai upaya agar para produsen dapat terus meningkatkan kualitas produksi kendaraannya," kata Dubes Djauhari seperti dikutip Bisnis pada Minggu, 13 September 2020.
Mengutip International Energy Agency/IEA, Djauhari Oratmangun mengatakan Cina saat ini berada di posisi terdepan dalam penggunaan kendaraan atau kendaraan listrik.
Data per akhir Juni 2019 menunjukkan bahwa hampir separuh dari populasi mobil listrik dan 99 persen populasi bus listrik dunia berada di Cina. Kendaraan listrik Cina juga mendominasi pasar global untuk kendaraan listrik kecepatan rendah dan kendaraan listrik roda dua.
"Selama beberapa tahun terakhir ini, industri kendaraan listrik di China memang berkembang sangat cepat dan pesat," ujarnya.
Berdasarkan data IEA, pada 2019 terdapat 2,58 juta kendaraan listrik berbasis baterai di Cina, jauh melebihi jumlah kendaraan listrik di Eropa sebanyak 0,97 juta unit ataupun Amerika Serikat sebesar 0,88 juta unit.
Cina juga memiliki lebih banyak infrastruktur pendukung berupa stasiun pengisian baterai dibandingkan negara-negara lain, termasuk juga 82 persen instalasi pengisian daya cepat.
Djauhari menuturkan bahwa menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) Cina, selama merebaknya pandemi Covid-19 produksi kendaraan listrik di negeri tersebut pada periode triwulan I 2020 turun 60,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi 105 ribu unit, sedangkan penjualan turun 56,4 persen menjadi 114 ribu unit kendaraan.
"Dalam kondisi sulit ini pemerintah Cina memberikan sejumlah dukungan kebijakan antara lain perpanjangan subsidi untuk kendaraan listrik dan kebijakan keringanan pajak yang seharusnya berakhir pada 2020 menjadi 2022.
Bukan hanya itu, bahkan pemerintah juga mendorong pembelian motor atau mobil listrik oleh pejabat baik pemerintah pusat maupun provinsi untuk meningkatkan pertumbuhan pasar kendaraan listrik.
Peningkatan kualitas kendaraan listrik di Cina menjadi salah satu tantangan bagi produsen.
Negara ini, menurut Djauhari, terus meningkatkan kualitas kendaraan listrik antara lain melalui dukungan kemajuan teknologi yang terkomputerisasi sehingga memungkinkan produsen merancang mesin canggih, transmisi otomatis yang kompleks maupun detail interior tingkat tinggi.
Sejumlah produsen kendaraan listrik di Cina kini bahkan bisa menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing dengan mobil listrik dengan merek ternama seperti Tesla. Misalnya, produsen mobil listrik ternama Cina, Nio, banyak melakukan revisi dari desain kendaraannya untuk memenuhi permintaan konsumen.
"Sedangkan BYD yang juga punya nama di tingkat global, sudah mampu mengembangkan baterai berkualitas tinggi yang seratus persen dapat didaur ulang, dengan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan perusahaan pesaing," kata Dubes Djauhari.
Pemerintah Cina, menurut Djauhari, pun menargetkan populasi 5 juta motor dan mobil listrik di jalan-jalan dalam negeri tersebut pada 2020 melalui dukungan subsidi manufaktur, pembebasan pajak, pengadaan pemerintah, dan dukungan untuk pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik.