TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan penjualan sepeda motor pada tahun ini turun 45 persen akibat tekanan yang ditimbulkan Covid-19.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala memprediksi bahwa penjualan sepeda motor hanya menyentuh 3,6 juta sampai 3,7 juta unit pada 2020. Artinya, jumlah tersebut turun 45 persen jika dibandingkan 2019 yang membukukan 6,487 juta unit penjualan.
Berdasarkan data AISI, total penjualan sepeda motor sepanjang Januari hingga Juli 2020 baru menyentuh 2,1 juta unit. Perinciannya, Januari 462.984 unit, Februari 545.741 unit, Maret 561.739 unit, April 123.782 unit, Mei 21.851 unit, Juni 167.992 unit, dan Juli 292.205 unit.
“Kami terdampak Covid-19, sehingga Januari hingga Juli, [penjualan] hanya mencapai 2,1 juta, pasar terkoreksi 42 persen dibandingkan periode yang sama 2019,” ujarnya dalam diskusi virtual MarkPlus Industry Roundtable: Automotive Industry Perspective, Selasa, 22 September 2020.
Sigit menyatakan bahwa mau tidak mau, suka tidak suka, industri sepeda motor harus terus bertahan di tengah tekanan. Sebab, industri ini melibatkan 1,5 juta orang pekerja yang berada dalam rantai pasok otomotif, mulai dari tier (tingkat) satu sampai dengan tier tiga.
Oleh sebab itu, Sigit memaparkan upaya yang bakal dijalankan industri sepeda motor.
Pertama, perlunya kolaborasi antarpihak dari hulu ke hilir. Kerja sama ini dinilai Sigit perlu melibatkan peran pemerintah.
Kedua, industri harus bertahan dalam situasi seperti ini dengan menyiapkan diri dengan lebih baik, dan nanti kalau pasar sudah recovery. Industri sudah siap dengan segala persiapannya.
Ketiga, memperkuat bisnis model yang didukung oleh sumber daya manusia yang andal dan kompeten. Selain itu, pemanfaatan teknologi di tengah pandemi corona juga akan terus digenjot guna mengakselerasi penjualan.
BISNIS