TEMPO.CO, Jakarta - Honda Motor Co. mengonfirmasi kematian korban ke-17 di AS akibat inflator airbag (kantong udara) merek Takata yang rusak.
Produsen mobil Jepang itu pada Sabtu, 3 Oktober 2020, mengumumkan hasil inspeksi bersama Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA).
Penelitian itu membuktikan adanya masalah inflator airbag penyebab kecelakaan pengemudi mobil Honda Civic 2002 pada 20 Agustus 2020. Akibatnya, pengemudi tewas dalam kecelakaan di Mesa, Arizona, tersebut.
Seperti ditulis Reuters pada hari ini, Sabtu, 4 Oktober 2020, NHTSA mengatakan penyebab ledakan inflator yang mengeluarkan fragmen mematikan adalah kerusakan propelan akibat fluktuasi suhu tinggi dan kelembaban dalam jangka waktu lama.
Cacat pabrik semacam itu jarang menyebabkan inflator airbag pecah dan menyebabkan pecahan logam beterbangan.
Insiden ini memicu recall (penarikan kembali) mobil terbesar dalam sejarah AS, yakni 15 kematian AS di mobil Honda dan dua model mobil bautan Ford Motor Co.
Tak hanya itu, lebih dari 290 korban cedera juga akibat kerusakan inflator airbag Takata dan setidaknya 26 orang tewas di seluruh dunia.
Honda mengatakan telah menarik mobil Civic 2002 sejak Desember 2011 untuk penggantian inflator kantung udara depan pengemudi. Sedangkan inflator kantung udara depan penumpang ditarik kembali pada 2014.
Honda mengirim lebih dari 15 surat pemberitahuan penarikan kepada pemilik tedraftar sebelum kecelakaan 20 Agustsu 2020. Pemberitahuan selama 8 tahun itu dilakukan via pos dan upaya lain untuk menghubungi pemiliknya.
Honda menyatakan pengemudi yang tewas di AS abru-baru ini bukanlah pemilik terdaftar. Maka Honda ragu pengemudi itu mengetahui pengumuman penarikan Civic 2002.
Insiden di AS sebelumnya adalah kematian seorang pengemudi pada Juni 2018 setelah kecelakaan Honda Civic 2002 di Buckeye, Arizona.
Penarikan kembali airbag Takata mencakup sekitar 100 juta inflator dari 19 produsen mobil besar dunia, termasuk sekitar 63 juta inflator di AS.
Pada Agustus lalu, Honda setuju membayar 85 juta dolar (sekitar Rp 1,2 triliun) untuk menyelesaikan penyelidikan oleh sebagian besar negara bagian di AS atas penggunaan inflator airbag Takata yang rusak.
REUTERS