TEMPO.CO, Jakarta - Orang Amerika menyukai truk pickup dan SUV, terutama akhir-akhir ini. Tidak hanya ada satu jawaban sederhana untuk pertanyaan ini.
Seperti dirilsi CNET, kecintaan terhadap mobil jenis truk dan SUV (sport utility vehicle) adalah suatu keanehan. Mobil sedan, misalnya, cenderung lebih nyaman, efisien dan jauh lebih baik untuk dikendarai.
Berdasarkan fakta tersebut, logikanya penjualan sedan seharusnya tidak turun. Tapi penurunan permintaan telah terjadi selama beberapa dekade.
"Kecanduan" truk (semacam pickup double cabin) dan SUV sebagian dipicu kesan macho atau manly. Namun di balik bodywork yang kokoh itu, keduanya jauh lebih mumpuni daripada mobil pada umumnya.
Kita bisa melakukan off-road dengan pickup atau crossover. Berkemah, mengangkut kayak (perahu), dan menarik mainan favorit semuanya dimungkinkan. Aktivitas-aktivitas tersebut tak bisa dilakukan oleh sedan.
Penjualan truk juga mendapatkan dorongan dari pemerintah.
Kembali ke 1970-an dan 1980-an sesuatu yang disebut Ekonomi Bahan Bakar Rata-Rata Perusahaan (CAFE) dirancang untuk meningkatkan efisiensi kendaraan.
Undang-undang yang muncul setelah itu tidak terlalu berdampak terhadap truk. Ini mengakibatkan perubahan permintaan konsumen yang menarik.
Pengendara masih menginginkan mobil yang lebih besar, terutama dengan mesin V8 yang kekar. Mulailah mereka membeli truk, meskipun masih ada beberapa alasan lainnya.
CNET