TEMPO.CO, Jakarta - Usulan pajak mobil baru 0 persen belium diputuskan oleh pemerintah. Ketidakpastian ini dinilai berpengaruh pada penjualan mobil mewah.
Jodie O’tania, Director of Communications BMW Group Indonesia, mengatakan konsumen di segmen mobil mewah menunda pembelian sehingga ada kepastian apakah ada relaksasi pajak mobil.
"Kami dengar dari laporan sejumlah dealer kami bahwa pelanggan ada yang menunda pembelian karena menunggu keputusan keluar, sebab nantinya akan ada perbedaan harga," ujar Jodie dalam diskusi virtual pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Menurut Jodie, pemerintah perlu memberi kepastian soal relaksasi pajak mobil sehingga konsumen mobil mewah bisa segera memutuskan pembelian.
"Yang pasti kami menghargai dan support rencana tersebut," kata Jodie.
Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto berpendapat usulan relaksasi pajak mobil atau pajak mobil baru menajdi 0 perden adalah stimulus yang tepat untuk menggerakkan industri otomotif.
"Stimulus ini sudah terbukti berhasil diterapkan oleh negara tetangga kita Malaysia," ujarnya.
Kariyanto berharap usulan relaksasi pajak mobil baru tersebut dapat segera diputuskan. Jika lambat, pasar akan wait and see bahkan menunda membeli mobil mewah baru.
"Dan itu akan membuat kondisi semakin berat bagi pelaku pasar."