TEMPO.CO, Jakarta - Supercar SSC Tuatara telah meraih rekor kecepatan nomor wahid di jalanan dengan kecepatan 316 mil/jam atau sekitar 508 km/jam. Siapa pemiliknya?
Pemilik Tuatara hitam bergaris merah itu seorang kolektor mobil sport bernama Dr. Larry Caplin.
Dia menjelaskan kepada tim Autoblog bagaimana dia bisa mendapatkan satu-satunya Tuatara produksi SSC North Amerika tersebut.
“Mereka (SSC North America) bertanya, apakah saya menginginkan mobil (Tuatara produksi) pertama?” kata Caplin pada Selasa, 20 Oktober 2020.
“Kami setuju bahwa akan menggunakan mobil saya untuk mencetak rekor dunia.”
Caplin juga mengoleksi mobil sport SSC Ultimate Aero edisi terakhir.
Imbalan agar SSC dapat menggunakan mobilnya untuk mencatatkan rekor, Caplin harus bekerja secara langsung dengan insinyur dan desainer SSC.
Beberapa tahun Caplin berada di dalam proyek itu untuk membentuk gaya dan desain sesuai keinginannya.
Diketahui bawah bodi dan rangka dari SSC Tuatara terbuat dari serat karbon yang membuat mobil ini ringan dan kuat. topgear.com
Caplin memanfaatkan kesempatan bersama Tuatara-nya digunakan oleh pebalap Oliver Webb untuk mencetak rekor dunia.
Dia memang bukan tipe kolektor supercar yang mengunci mobilnya dan memandangi dari jauh.
“Saya mengendarai mobil saya,” kata Caplin.
Dia mengaku memiliki Lamborghini yang dipakai hingga 111.000 mil lebih, Ford GT yang sudah melaju 56.000 mil lebih. di atasnya.
"Saya memiliki (anjing) Mastiff Afrika Selatan seberat 185 pon yang menunggai senapan," ucapnya berseloroh.
Meski begitu dia belum mengendarai SSC Tuatara-nya setelah Webb menggeber mobil sport itu di pinggiran Pahrump, Nevada, Las Vegas, AS.
Caplin juga suka menggunakan mobil koleksinya untuk acara amal, pertunjukan, dan aktifitas yang terkait dengan itu.
Dia juga ingin menggunakan supercar barunya untuk mengumpulkan sumbangan 316.000 dolar AS (sesuai kecepatan yang dicapai Tuatara) lewat CF Charities Foundation.
Yayasan amal tersebut mendorong program dan layanan untuk komunitas anak-anak, membantu sekolah-sekolah yang kurang mampu, dan mendanai beasiswa perguruan tinggi untuk siswa generasi pertama, hingga membantu keluarga anggota militer.
“Menurut saya, penting bagi orang yang memiliki koleksi seperti ini untuk menemukan tujuan selain menjadi koleksi untuk diri mereka sendiri,” tutur Caplin. "Saya berharap lebih banyak orang akan melakukannya."
AUTOBLOG