TEMPO.CO, Jakarta - Mitsubishi Heavy Industries meminta beberapa perusahaan lain untuk sementara waktu mempekerjakan pekerja yang menganggur di pabriknya di Jepang.
Dua sumber mengatakan kepada Reuters bahwa itu dilakukan sebagai upaya memangkas biaya dan mengatasi penurunan dari pandemi Covid-19.
Mitsubishi telah mendekati perusahaan di Prefektur Aichi, termasuk pembuat suku cadang yang berafiliasi dengan Toyota Motor Corp, Toyoda Gosei. Mereka membahas kemungkina pemindahan puluhan pekerja hingga tiga tahun sejak Januari 2021.
"Kami menyesuaikan tingkat tenaga kerja melalui penugasan, tapi kami tidak mengungkapkan detailnya," kata juru bicara Mitsubshi Heavy.
Adapun juru bicara Toyoda Gosei mengatakan dia tidak dapat segera berkomentar. Pembuat mesin berat terbesar Jepang itu pada hari Jumat pekan ini akan merilis kinerja tiga bulan yang berakhir pada 30 September.
Toyoda membukukan kerugian operasional 71,3 miliar yen ($ 680 juta) pada kuartal pertama 2020.
Laporan dan sumber media lokal mengatakan Mitsubishi Heavy juga bisa mengumumkan rencana bisnis baru yang mencakup pembekuan pengembangan jet regional SpaceJet.
Pembekuan bsia dilakukan karena maskapai penerbangan, termasuk pelanggan peluncuran ANA Holdings, mengetatkan anggaran untuk mengatasi jatuhnya bisnis perjalanan udara.
Didorong oleh Pemerintah Jepang, Mitsubishi Heavy memulai program SpaceJet dalam upaya menjadi pembuat pesawat komersial global. Masalah teknis, bagaimanapun, memaksanya untuk menunda pengiriman pertamanya ke ANA enam kali dari 2013 hingga akhir Maret 2022.
Mitsubishi Heavy juga pemasok suku cadang utama pesawat untuk produsen Boeing dan Airbus, yang juga merugi akhir-akhir ini.
ANA, operator terbesar Jepang, pada hari Selasa lalu mengungkapkan rencana mengirimkan lebih dari 400 orang untuk bekerja di tempat lain setelah memperkirakan kerugian operasional sebesar 505 miliar yen pada tahun ini hingga 31 Maret.
REUTERS