TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap muda Indonesia, Mario Suryo Aji, menceritakan bagaimana sesi latihan dan balapan setelah mengalami kecelakaan di sesi kualifikasi pertama balap motor FIM CEV Moto3 di Sirkuit Jerez, Spanyol, 28 Agustus 2020. Namun, dalam Astra Honda Racing Team Virtual Interview, dia mengaku sudah sembuh dari cideranya, dan sesi latihan sempat berubah.
“Tangan sih sudah tidak apa-apa, cuma di dalam masih ada pen. Untuk target tahun depan lebih menghindari cidera agar bisa tampil maksimal,” ujar Pembalap Astra Honda Racing Team itu, Selasa, 3 November 2020.
Kecelakaan saat itu menyebabkan tulang mercarpal ke-3, ke-4, dan ke-5 tangan kiri Mario patah, bahkan membuat pembalap berusia 16 tahu itu tidak ikut balapan di hari berikutnya setelah kecelakaan pada 29-30 Agustus 2020.
Pasca kecelakaan tersebut, Mario juga mengatakan posri latihannya berubah, bahkan harus melewatkan jadwal latihan yang bagus. Saat ini pembalap kelahiran 16 Maret 2004 itu sedang berlatih di kota kecil Sant Quirze, Barcelona, Spanyol.
“Setiap pagi saya latihannya roller sepedahan di rumah, karena harus recovery dulu. Lalu mencari tahu improvement-nya dimana, latihan fisiknya lari dan gim,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa pelatihnya Diego Lozano, yang biasanya memberikan saran di sirkuit selama sebulan setelah cidera hanya melakukan aktivitas fisik bersama saja. Pelatihnya, kata Mario, juga selalu menganalisis setiap sesi balapannya.
“Jadi setelah selesai pace kita selalu berdiskusi dan meninterpretasi titik mana yang harus improve, paling sama bercanda supaya tidak tegang,” tutur Mario.
Sementara, sebagai pelatih, Lozano mengaku cukup tertarik dengan Mario. Menurutnya, Mario memiliki semangat yang luar biasanya. “Dia sangat agresif, kuat, dan saya pikir dia memiliki masa depan yang cukup baik,” ujar dia menambahkan.
Selain itu, Lozano juga memuji bahwa rider Astra Honda Racing itu memiliki insting sebagai seorang pembalap. “Insting untuk mendahului pembalap lain itu sudah ada, dan saya suka dengan itu,” kata Lozano.