TEMPO.CO, Jakarta - Produsen otomotif asal Jerman, BMW, pulih dari dampak besar pandemi Covid-19. Laba bersihnya naik 17,4 persen dari tahun ke tahun menjadi 1,82 miliar euro (2,12 miliar dolar AS) atau setara Rp 30,3 triliun pada kuartal ketiga 2020.
Di sisi lain, total pendapatan BMW turun 1,4 persen menjadi 26,3 miliar euro.
"Kinerja yang kuat oleh usaha patungan BMW Brilliance Automotive Ltd. di Cina berkontribusi pada peningkatan hasil keuangan," kata Oliver Zipse, Ketua Dewan Manajemen BMW AG, dalam pernyataannya baru-baru ini.
Dia menerangkan bahwa kinerja hingga kuartal ketiga 2020 menunjukkan kekuatan operasional Grup BMW untuk bekerja dengan baik dalam kondisi yang menantang.
BMW memprediksi permintaan di semua pasar utama akan berkurang secara signifikan karena pandemi Covid-19. Maka laba grup sebelum pajak kemungkinan akan jauh lebih rendah dibandingkan 2019.
Dengan peningkatan penjualan mobil 8,6 persen tahun-ke-tahun, Grup BMW teah mengirimkan 675.592 mobil merek premium BMW, MINI dan Rolls-Royce kepada pelanggan di seluruh dunia pada kuartal ketiga ini.
"Tertinggi kuartalan sepanjang masa," ucap Zipse.
Selama sembilan bulan pertama 2020, 648.494 kendaraan BMW, MINI dan Rolls-Royce dikirim ke pelanggan di Eropa atau turun 19,7 persen. Volume penjualan di Jerman juga turun 14,6 persen.
Cina melihat kemajuan industri dari pemulihan yang telah dimulai selama kuartal kedua 2020. BMW meningkatkan penjualan sebesar 6,4 persen di pasar terbesarnya itu ke level rekor 560.367 unit hingga September.
Penjualan di Amerika Serikat turun 24,6 persen menjadi total 200.286 unit dari Januari hingga September 2020.
Jumlah kendaraan atau mobil listrik produk Grup BMW yang dikirim ke pelanggan juga meningkat 20 persen ke level rekor baru 116.381 unit pada Januari-September 2020 di tegah pandemi Covid-19.
XINHUA