TEMPO.CO, Jakarta - Kepala pabrik mesin Mercedes-Benz di Berlin membelot ke pesaing, Tesla. Serikat pekerja meradang.
Serikat Pekerja Jerman IG Metall pada hari Rabu lalu, 11 November 2020, menyerukan kepada karyawan untuk memprotes kepergian kepala pabrik tersebut.
IG Metall menolak menyebutkan nama kepala pabrik itu. Tapi pabrik itu dipimpin oleh Rene Reif, salah satu eksekutif manufaktur paling berpengalaman di Mercedes-Benz, milik Daimler.
Rene Reif telah membantu memperluas kapasitas produksi untuk Daimler di Cina. Reif dulunya adalah kepala teknik dan manufaktur di usaha patungan Beijing Benz Automotive Co.
Daimler di Cina, yang memiliki kapasitas produksi sekitar 480.000 mobil dan mulai membangun Mercedes-Benz EQC listrik tahun lalu.
Tesla menolak berkomentar tentang apakah mereka telah menemukan manajer baru untuk Gigafactory di pinggiran Berlin.
Produsen mobil listrik asal AS itu sedang melakukan ekspansi manufaktur global, seperti membangun atau memperluas pabrik baru di Texas, Jerman, dan Cina.
Bulan lalu, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa seorang manajer Tesla yang mengawasi pembangunan pabrik mobil listrik Gruenheide telah mengundurkan diri.
Daimler mengatakan pada Rabu lalu bahwa Rene Reif, 57, manajer pabrik Mercedes-Benz Berlin akan pensiun dini pada akhir 2020 atas permintaannya sendiri.
Serikat pekerja Jerman menyesalkan fakta bahwa Mercedes-Benz memotong investasi untuk teknologi mesin bensin karena aturan menekan emisi pandemi Covid-19.
IG Metall mengatakan akan ada protes di depan pabrik Mercedes pada hari ini, Kamis, 12 November 2020, untuk meminta Daimler untuk memberikan solusi yang memastikan masa depan pabrik.
Serikat pekerja mengatakan manajer Daimler telah menguraikan rencana penghematan biaya. Pejabat serikat pun khawatir masa depan pabrik Berlin terancam.
Daimler mengatakan Clemenz Dobrawa, yang saat ini mengepalai pabrik pembuatan baterai Mercedes-Benz di Kamenz, telah mengambilalih kepemimpinan pabrik Mercedes-Benz di Hamburg dan Berlin pada awal bulan ini.
"Ia membawa pengetahuan penting untuk transformasi menuju elektromobilitas," kata Daimler.
HINDUSTAN TIMES