TEMPO.CO, Jakarta - General Motors Co atau GM mengatakan pada Jumat lalu, 13 November 2020, bahwa mereka menarik 68.677 mobil listrik Chevrolet Bolt Electric di seluruh dunia.
Penarikan itu karena risiko kebakaran setelah lima kebakaran mobil listrik buatan GM itu berikut dua korban luka.
Dilaporkan Reuters hari ini, Sabtu, tentang penarikan kembali mobil listriuk Chevrolet Bolt EV produksi 2017-2019 dengan baterai tegangan tinggi produksi Ochang, fasilitas milk LG Chem Ltd. Korea Selatan.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS pada bulan lalu membuka penyelidikan awal terhadap Chevrolet Bolt EV setelah laporan tiga mobil listrik Bolt terbakar.
GM mengatakan mobil listrik itu menimbulkan risiko kebakaran ketika daya diisi hingga kapasitas penuh atau hampir penuh.
Perusahaan pun telah mengembangkan perangkat lunak yang akan membatasi pengisian kendaraan hingga 90 persen dari kapasitas penuh untuk mengurangi risiko.
"Kami bekerja sama sepanjang waktu untuk menerapkan perbaikan terakhir secepat mungkin setelah tahun pertama," kata Jesse Ortega, Kepala insinyur Eksekutif Chevrolet Bolt EV, kepada wartawan melalui telepon konferensi.
LG Chem menyatakan, "Kami akan bekerja sama dengan GM dan dengan tulus melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab pasti kebakaran."
NHTSA mengungkapkan pemilik mobil listrik Chevrolet Bolt harus memarkir mobil mereka di luar dan jauh dari rumah sampai kendaraan mereka diperbaiki. Penarikan untuk mobil yang berisiko kebakaran.
Penarikan kembali itu termasuk 50.932 mobil listrik Bolt di AS.
Cedera karena mengirup asap dilaporkan dalam insiden Maret 2019 di Belmont, Massachusetts, AS.
Sebuah baut terbakar di jalan masuk dan pemilik mengatakan asap kuat meresap ke rumah selama kebakaran tiga jam yang membutuhkan pembersihan profesional.
Pemiliknya juga melaporkan bahwa mereka menderita sakit kepala karena terkena asap.
Dealer berjanji memperbarui perangkat lunak aki kendaraan mulai minggu depan.
Tak cuma mobil listrik Chevrolet Bolt, merek lainnya juga menghadapi risiko kebakaran.
Bulan lalu, Hyundai Motor Co. menarik kembali hampir 77 ribu Kona EV di seluruh dunia. Diduga terjadi kerusakan pada sel baterai sehingga meningkatkan risiko korsleting atau kebakaran.
Mobil listrik yang ditarik Hyundai itu juga menggunakan sel baterai LG Chem, yang diproduksi di pabrik pemasok di Nanjing, Cina.
LG Chem membantah terjadi kerusakan sel, tetapi menyatakan sedang bekerja mengatasinya dengan Hyundai.