TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil Aston Martin melihat permintaan yang melonjak akibat rebound penjualan oromotif di Cina.
Ketua Eksekutif Aston Martin yang juga investor miliarder Lawrence Stroll mengatakan permintaan saat ini sangat fenomenal.
"Cina benar-benar kembali lebih dulu dan terkuat, dan merupakan gangbuster," ucapnya dalam konferensi digital "The Future of the Car" yang diadakamn Financial Times pada akhir pekan lalu.
Stroll memimpin konsorsium yang berinvestasi di Aston awal tahun ini karena produsen mobil itu berjuang keras menyusul flotasi pasar saham 2018. Harga saham Aston Martin pun merosot.
Sejak itulah seorang kepala eksekutif baru telah mengambilalih pengurusan perusahaan berusia 107 tahun, yang terkenal sebagai produsen mobil James Bond, tersebut.
Aston Martin lantas melakukan kesepakatan pada Oktober lalu sehingga pembuat mobil Jerman, Daimler, meningkatkan kepemilikannya di perusahaan itu.
Pemegang saham menyetujui rencana suntikan modal terbaru pada hari Jumat lalu.
Stroll mengatakan dari lintasan pertumbuhan Aston saat ini menunjukkan bahwa pasar publik adalah tempat yang tepat bagi perusahaan sambil mengamati peningkatan nilai sahamnya, yang berada pada 79 pence (1,06 dolar AS).
"Mereka akan menjadi jauh lebih berharga daripada hari ini," kata Lawrence Stroll.
AUTOBLOG