TEMPO.CO, Jakarta - Tak cuma Grup Volkswagen, sesama pabrikan otomotif Jerman, Daimler produsen Mercedes-Benz, juga mengincar produksi dan pasar mobil listrik di Cina.
Daimler melihat pemulihan ekonomi yang cepat di kawasan Asia akibat pandemi Covid-19 dan naiknya permintaan mobil ramah lingkungan membuat Cina jadi incaran.
"Kami berada di jalur menuju berkendara bebas emisi, dan China sebagai pasar terbesar kami akan memainkan peran besar dalam hal ini," kata Chief executive officer (CEO) Daimler, Ola Kallenius, kepada Kantor Berita Xinhua seperti dikutip hari ini, Rabu, 9 Desember 2020.
Kallenius memastikan bahwa Mercedes-Benz akan memproduksi mobil listrik di Cina. Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan melakukan industrialisasi beberapa kendaraan listrik di Cina.
"Bukan hanya kendaraan listrik baterai penuh, juga plug-in hybrid dengan daya jelajah yang baik," ujarnya.
Perusahaan asal Stuttgart yang didirikan Carl Benz tersebut mematenkan mobil bertenaga bensin pertama pada 1886. Baru-baru ini Daimler mengumumkan strategi peralihan menuju kendaraan listrik (EV) atau mobil listrik.
Daimler bukan perusahaan otomotif asing pertama yang membangun pabrik mobil listrik di Cina. Sebelumnya, pabrikan mobil listrik Amerika Serikat, Tesla, telah mendirikan pabrik Gigafactory di Shanghai.
Mereka mendirikan pusat produksi di Cina karena negara itu menjadi pusat penjualan mobil ramah lingkungan dengan total setengah lebih dari seluruh penjualan EV di dunia.
Grup Volkswagen juga mulai mendirikan pabrik mobil listrik dan menggenjot pemasaran di sana. Pabrik hasil bermitra dengan perusahaan lokal itu akan didirikan di Anhui.
Pemerintah Cina mendukung kampanye mobil ramah lingkungan dengan menyetujui rencana peningkatan industri new energy vehicle (NEV) pada Oktober 2020. Kebijakan ini sejalan dengan peralihan pabrikan Eropa menuju era elektrifikasi untuk menyesuaikan dengan regulasi emisi yang ketat.