TEMPO.CO, Yogyakarta - Pendiri sekaligus Direktur Kustomfest Lulut Wahyudi mengungkap hanya ada beberapa karya gila yang berhasil terseleksi dalam ajang modifikasi otomotif Kustomfest 2020.
Ajang modifikasi otomotif Kustomfest 2020 digelar 15-31 Desember 2020 di Jogja National Museum atau JNM.
"Event kali ini kami harus benar-benar ketat menseleksi karya yang masuk, karena venue yang dipakai juga lebih kecil," ujar Lulut hari ini, Rabu, 16 Desember 2020.
Total hanya 150 karya modifikasi otomotif yang bisa diangkut panitia untuk dipamerkan ke publik. Padahal dalam ajang-ajang sebelumnya Kustomfest bisa menampung hampir 500 karya peserta dari Indonesia dan mancanegara.
"Ajang kesembilan ini hanya kami prioritaskan untuk builder lokal, tidak ada dari manca negara," ujarnya.
Sedikitnya ada tiga kriteria yang diterapkan panitia dalam menyeleksi karya modifikasi yang layak masuk Kustomfest 2020.
Pertama, modifikasi yang dilakukan secara teknik harus benar.
Kedua, soal finishing. Karya yang dibuat musti berorientasi untuk dipamerkan.
"Nyuwun sewu, jangan hanya sekedar dilas atau dipoles cat semprot, karena finishing ini yang membedakan itu motor custom dengan motor yang sekedar dibikin," ujar Lulut.
Ketiga, karya modifikasi harus mempunyai konsep yang jelas.
Kustomfest tak akan menerima karya yang asal mengikuti tren belaka. Sebab tanpa konsep, karya tak punya nilai unik yang bisa melahirkan tren baru.
Lulut menjelaskan, dari seratusan karya modifikasi terdapat sejumlah builder dengan ide gila yang karyanya sukses diterima pameran Kustomfest 2020.
Dia mencontohkan karya modifikator Tedja Widjaja bertajuk Min't yang digarap rumah modifikasi Imagineering Custom, Jakarta Timur.
Motor berbasis Harley Davidson Sportster 883 1993 itu dibangun ulang dengan perpaduan konsep Cafe Racer dan New Skool Chopper.