TEMPO.CO, Jakarta - Kesusksesan Tesla menjadikan 2020 sebagai tahun di mana industri otomotif Amerika Serikat memutuskan untuk beralih ke listrik. Kapitalisasi pasar perusahaan milik Elon Musk itu melonjak di atas US$ 600 miliar, membuat Tesla yang dulu goyah kini menguntungkan.
Menurut laporan Reuters, 21 Desember 2020, Tesla kini menjadi perusahaan otomotif dengan valuasi lebih dari gabungan lima grup produsen kendaraan global terlaris. Kenaikan valuasi Tesla terjadi pada tahun yang sama ketika aktivis hedge fund dan investor lainnya meningkatkan tekanan pada perusahaan untuk melawan perubahan iklim.
Dari London, Beijing hingga California, para pemimpin politik juga merangkul rencana untuk bertahap menghentikan penjualan kendaraan khusus mesin pembakaran internal (ICE) awal tahun 2030. Tekanan mengurangi emisi gas rumah kaca merusak logika untuk investasi baru yang signifikan dalam mesin ICE.
Kekuatan lainnya juga mengguncang status quo industri otomotif tahun ini. Pandemi Covid-19 menghilangkan penjualan dan keuntungan yang diandalkan oleh produsen mobil lama untuk mendanai transisi ke kendaraan listrik. Pemulihan cepat pasar Cina dari pandemi juga memberikan tarikan yang lebih kuat pada investasi industri.
Untuk tahun 2021, semua tanda mengarah ke industri yang mempercepat peralihannya ke elektrifikasi. Dua raksasa otomotif di AS, General Motors dan Ford, mulai berinvestasi secara besar-besaran di bidang kendaraan listrik.
Ini menjadi tahun Head Executive GM Mary Barra dan bos industri top lainnya untuk mulai menggemakan Tesla. Dia mengatakan biaya baterai kendaraan listrik dapat segera mencapai keseimbangan dengan teknologi pembakaran internal.
Namun, masih harus dilihat apakah konsumen, terutama di AS, siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada truk pickup dan SUV berbahan bakar fosil. Karena kendaraan tersebut merupakan yang terlaris di Amerika.