TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif senior Bebin Juwana menerangkan bahwa tren kendaraan listik akan semakin meningkat setiap tahunnya, termasuk pada tahun 2021. “Masa depan mobil dan motor adalah kendaraan listrik,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Selasa, 29 Desember 2020.
Tren tersebut menurutnya memaksa semua merek untuk beralih memproduksi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke ramah lingkungan. “Tentu semua merek yang ada di negara kita akan mengarah kesana, kecuali siap kehilangan pangsa pasarnya,” kata Bebin menambahkan.
Pendapat Bebin senada dengan perusahaan riset yang fokus pada industri baterai dan mobil listrik, Cairn Energy Research Advisors. Mereka memprediksi lonjakan penjualan kendaraan listrik pada 2021. Laporan itu juga menyebut kenaikan itu sejalan dengan upaya negara-negara di seluruh dunia mendorong konsumen untuk membeli kendaraan bertenaga baterai.
Cairn memperkirakan penjualan global dari mobil listrik pada 2021 akan melonjak 36 persen dan menjual setidaknya 3 juta kendaraan untuk pertama kalinya. "Ada permintaan terpendam untuk kendaraan listrik. Kita akan melihat kombinasi faktor yang menjadikan 2021 sebagai titik belok untuk penjualannya," kata Sam Jaffe, Direktur Pelaksana Cairn Energy Research Advisors, seperti dikutip Antara, Mei 2020 lalu.
Jaffe percaya dua faktor terbesar yang akan memicu permintaan kendaraan listrik adalah pasar di Eropa dan Cina. Cina sudah menjadi pasar terbesar di dunia untuk kendaraan listrik, dengan satu juta model bertenaga baterai dibangun di negara itu tahun lalu, menurut Sanford C. Bernstein.
Produksi kendaraan listrik diperkirakan naik setidaknya 1,3 juta dan bisa mencapai 1,5 juta tergantung pada kondisi pasar tahun ini, menurut analis Bernstein Mark Newman.
Sementara itu, Cairn Energy Research memperkirakan pertumbuhan terbesar dalam penjualan kendaraan listrik tahun depan akan terjadi di Eropa, terutama karena pemerintah di Uni Eropa berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon dioksida.