TEMPO.CO, Tokyo - Nissan Motor berencana untuk mengurangi kehadirannya di Eropa dan mengalihkan penjualan serta pembuatan mobilnya ke mitra aliansi Renault, surat kabar harian Yomiuri melaporkan, Jumat, 1 Januari 2021 .
Sebagai bagian dari rencana perubahan global, Nissan akan memotong distribusinya di 30 negara, terutama di Eropa Timur. Perusahaan juga berencana untuk menutup pabrik Avila di Spanyol dan mengubahnya menjadi gudang, kata laporan itu seperti diwartakan Reuters.
Laporan tersebut tidak memberikan detail skala outsourcing. Upaya konfirmasi ke public relations Nissan tidak dijawab karena hari Jumat kemarin merupakan hari libur umum di Jepang.
Produsen mobil terbesar kedua di Jepang itu saat ini memindahkan operasinya dari Eropa dan mengalihkan fokusnya ke Cina, Amerika Serikat, dan Jepang.
Nissan, yang diperkirakan akan membukukan rekor kerugian operasional 340 miliar yen (Rp 46,8 triliun dengan kurs saat ini 1 yen = Rp 137) pada tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021, memangkas kapasitas produksi dan model hingga seperlima dan bertujuan untuk memangkas biaya operasional sebesar 300 miliar yen selama tiga tahun.
Aliansi dengan Renault dan Mitsubishi Motors terjun ke dalam ketidakpastian pada tahun 2018, ketika Carlos Ghosn, pemimpin tertinggi alinasi ketika itu, ditangkap atas tuduhan pelanggaran keuangan, yang dia bantah. Dia kemudian melarikan diri dari Jepang ke Libanon untuk menghindari tuntutan pengadilan.
Nissan Alihkan Produksi dan Penjualan di Eropa ke Renault
Reporter
Editor
Sabtu, 2 Januari 2021 07:52 WIB