TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah orang yang mati akibat kecelakaan lalu lintas di AS naik 4,6 persen dalam sembilan bulan pertama 2020. Padahal, lockdown membatasi masyarakat mengemudi.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS memperkirakan 28.190 orang tewas di jalan raya dari Januari hingga September 2020 tahun lalu, naik dari 26.941 korban pada periode yang sama 2019.
Sayangnya statistik dalam setahun penuh baru bakal muncul pada musim gugur atau Maret 2021.
"Selama darurat kesehatan nasional memang lebih sedikit orang Amerika yang mengemudi, tetapi lebih banyak risiko dan kecelakaan fatal," kata Badan Keselamatan AS itu.
Jumlah kematian lalu lintas naik 0,6 persen selama kuartal pertama 2020. Kemudian turun 1,1 persen pada kuartal kedua karena lockdown akibat pandemi Covid-19. Tapi kematian melonjak 13,1 persen dari Juli hingga September.
“Kami pikir pelakunya sedang ngebut,” kata Jonathan Adkins, direktur eksekutif dari Governors Highway Safety Association. kata Adkins.
Pada awal pandemi, pengemudi melihat jalan sepi sehingga melaju kencang. Perilaku tersebut berlanjut bahkan ketika volume lalu lintas pulih.
“Faktor besar di sini adalah kurangnya penegakan hukum."
NHTSA melaporkan baru-baru ini, seperti dikutip dari Reuters, peningkatan kecepatan kendaraan di jalan raya sebesar 22 persen di beberapa wilayah metropolitan AS dibandingkan sebelum pandemi Covis-19.
Sebuah penelitian tahun lalu juga menemukan 65 persen pengemudi yang dirawat di pusat trauma akibat kecelakaan lalu lintas parah memiliki obat-obatan atau alkohol. Sedangkan sebelum pandemi jumahnya 50,6 persen.
NHTSA bahkan menemukan lebih sedikit orang memakai sabuk pengaman selama mengemudi di masa pandemi Covid-19.
AUTOBLOG | REUTERS