TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil listrik AS, Tesla Inc., paling ambisius mengkampanyekan produksi mobil nirawak alias mobil otonom. Tapi Cina belakangan sibuk menyiapkan jalan cerdas untuk "menampung" mobil swakemudi tersebut.
Cina sedang menggeber proyek nasional berupa infrastruktur jalan untuk mobil otomom. Infrastruktur itu antara lain lampu lalu lintas, rambu jalan, sensor, kamera, dan radar yang dapat berkomunikasi dengan kendaraan cerdas tadi.
Bukannya membuat mobil pintar sendiri, miliarder bos Huawei, Ren Zhengfei, dan eksekutif puncak lainnya ingin menyediakan peralatan komunikasi dan perangkat lunak untuk revolusi kendaraan cerdas.
“Mengemudi secara otonom adalah tren yang tak tertahankan, tetapi setiap kendaraan yang terisolasi saja tidak dapat melakukannya,” kata Presiden Bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi Huawei, Jiang Wangcheng, dalam sebuah wawancara yang dikutip hari ini, Kamis, 14 Januari 2021.
Konsep jalan pintar tersebut sedang dicoba di Cina timur. Di jalan sepanjang 4 km (2,5 mil) di Kota Wuxi, Provinsi Jiangsu, sebuah bus tanpa pengemudi berjalan bolak-balik, berhenti, melewati rintangan, melaju dan melambat. Bus bergerak berdasarkan informasi yang terus-menerus diterima dari lingkungan sekitarnya.
Uji coba diadakan raksasa peralatan telekomunikasi Huawei Technologies Co dan mitranya sebagai bagian dari proyek nasional pertama Cina untuk kendaraan cerdas dan terhubung.
Cina ingin membuat lalu lintas lebih lancar dan aman sambil memastikan juara lokal, seperti Huawei, mendapat manfaat dari peluang besar untuk memasok infrastruktur jalan cerdas.
“Satu-satunya solusi (mobil otonom) adalah mendapatkan lebih banyak informasi dari jalan raya."
Bus otonom tadi diberi nama X-Bus, yang terhubung dengan jaringan kontrol transportasi yang melihat dan memutuskan segala sesuatu yang terjadi di jalan uji.
Komunikasinya dua arah: bus secara konstan mengirimkan informasi ke jaringan dan dapat membuat permintaan seperti, lampu lalu lintas yang sesuai untuk membantunya tetap sesuai jadwal.
Meski bus bergerak sebagian besar otonom, pengemudi keselamatan manusia duduk di belakang kemudi dan siap mengambil kendali jika diperlukan.
Huawei, berbasis di Shenzhen, menghadapi tekanan global setelah AS menetapkannya sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Huawei pun menargetkan area pertumbuhan bisnis baru, seperti transportasi termasuk jalan pintar untuk mobil otonom.
HINDUSTAN TIMES