TEMPO.CO, Jakarta - Hyundai Motor, produsen mobil terbesar Korea Selatan, mencatat penurunan dua digit dalam laba operasi tahun lalu karena kejatuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Hari ini, Hyundai mengumumkan bahwa laba operasional 2020 mencapai 2,78 triliun won atau setara 2,5 miliar dolar AS (Rp 35,3 triliun), alias turun 22,9 persen dari 2019.
Pendapatan Hyundai Motor turun 1,7 persen menjadi 104 triliun won (93,9 miliar dolar AS), dan laba bersih turun 33,5 persen menjadi 2,12 triliun won atau setara 1,9 miliar dolar AS (26,8 triliun).
Total Hyundai menjual 3.744.737 mobil secara global pada 2020, turun 15,4 persen dari 2019.
Baca: 2021, Pabrik Mobil Hyundai di Indonesia Ditergetkan Beroperasi
Baca Juga:
Penjualan mobil lokal perusahaan naik dalam satu digit, tetapi penjualan luar negeri mencatat penurunan dua digit. Penurunan ini akibat wabah Covid-19 yang mengguncang ekonomi global. Namun, pendapatan Hyundai rebound pada kuartal ke-4 2020 karena permintaan yang kuat untuk model premium.
Laba operasional melonjak 40,9 persen selama setahun menjadi 1,64 triliun won (1,5 miliar dolar AS) selama kuartal Oktober-Desember 2020.
Pendapatan meningkat 5,1 persen menjadi 29,24 triliun won (26,4 miliar dolar AS) pada kuartal keempat, dan laba bersih melonjak 78,3 persen menjadi 1,38 triliun won (1,2 miliar dolar AS).
Hyundai menyatakan bahwa pendapatan kuartal ke-4 terangkat oleh penjualan yang kuat dari model SUV dan model mewah Genesis untuk mengimbangi lingkungan ekonomi yang merugikan.
Penjualan mobil global Hyundai mencapai 1.139.583 unit pada kuartal ke-4, turun 4,7 persen dari 2019.
Adapun penjualan mobil lokal Hyundia meningkat 5 persen, tetapi penjualan luar negeri turun 6,6 persen pada kuartal tersebut.
XINHUA