TEMPO.CO, Jakarta - PT Solo Manufaktur Kreasi mulai memasarkan pikap Esemka Bima sejak 6 September 2019. Esemka Bima ditawarkan dalam dua varian, yakni Bima 1.2 dan Bima 1.3. Keduanya saat ini dijual dengan harga Rp 125 juta.
Esemka sejak diluncurkan memang menyasar segmen Usaha Kecil Menengah sebagai target pasar. Segmen ini banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Model usahanya juga beragam, mulai dari pertanian, usaha kuliner, toko berjalan, dan sebagainya.
Ketua Umum Dewan Usaha Kecil Menengah (UKM) Irwan Wijaya menyampaikan bahwa anggotanya berminat untuk membeli Esemka Bima, terutama yang sudah dikaroseri menjadi Mobil Usaha Rakyat (MUR).
“Sejauh ini sudah ada sekitar 206 yang tercatat dari berbagai sektor usaha, ada kulier (makanan, minuman), sembako, buah, dan sebagainya,” kata Irwan kepada Tempo, Rabu, 3 Februari 2021.
Ia menyebut ada lebih dari 2.000 konsumen di sektor UKM yang berpeluang menjadi konsumen Esemka Bima.
Baca juga: 200 Unit Esemka Bima 1.2 Dikirim ke Lampung
Selain melalui anggota UKM, Esemka juga mencoba penetrasi pasar melalui jaringan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Direktur Utama BUMDes, Eddy Limantoro, menyampaikan bahwa saat ini jaringan BUMDes yang paling banyak menyerap Esemka Bima ada di daerah Lampung. “Sekitar 100 unit ada di sana,” kata Eddy saat dihubungi Tempo.
Sebanyak 200 unit pikap Esemka Bima 1.2 mulai dikirim ke Lampung. Truk ini dikirim dari pabrik perakitan Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, 15 Agustus 2020. (Foto Esemka)
Menurut Eddy, penjualan Esemka Bima masih memiliki sejumlah kendala seperti belum banyaknya infrastruktur penunjang (bengkel servis dan sebagainya). “Kekurangan ini masih terus diperbaiki Esemka di sela-sela pandemi virus corona baru (Covid-19),” ujar dia.
Daerah lampung memang menjadi penyerapan pasar yang cukup besar bagi Esemka. Agustus tahun lalu, sebanyak 200 unit Esemka Bima dikirim perdana untuk pasar di Lampung. Ketika itu, Direktur Utama PT Unisat Oto Internasional Hady Hartanto mengatakan bahwa pemesanan di Lampung mencapai 1.000 unit untuk Esemka Bima. “Lampung cukup agresif,” kata Hady kepada Tempo, 28 Agustus 2020.
Menurut Hady, Unisat sedangkan menyiapkan jaringan dealer dan bengkel di berbagai daerah untuk memperluas penjualan mobil Esemka. Ia mengklaim mitra yang ingin menjalin kerja sama sudah banyak. “Yang sudah tanda tangan MoU banyak, tapi karena pandemi Covid-19 dan ekonomi menurun, semua tertunda,” ujar dia.
Pejabat Hubungan Masyarakat Esemka, Sabar Boedhi, mengatakan bahwa saat ini perusahaan yang bermarkas di Boyolali itu memang tengah fokus pada sektor kendaraan niaga ringan.
Untuk pengembangan mobil listrik, Sabar menambahkan, bahwa perusahaan masih menjajaki segmen tersebut seiring tren masa depan.
“Fokus ke Esemka Bima dulu, ini yang terus dikembangkan,” ujar dia.
Sabar menambahkan bahwa saat ini Esemka memiliki tiga outlet yang sudah beroperasi. ketiga outlet itu masing-masing berada di Boyolali, Jakarta, dan Lampung.