TEMPO.CO, Shanghai - Tesla Cina mengumumkan bahwa pabrik manufaktur supercharger di Shanghai mulai berproduksi pada hari Rabu, 3 Februari 2021, kurang dari setengah tahun setelah proyek tersebut secara resmi diluncurkan pada Agustus 2020. Supercharger V3 merupakan pengisi daya baterai kendaraan listrik Tesla dengan kemampuan sangat cepat.
Dengan investasi sebesar 42 juta yuan (sekitar Rp 90,9 miliar, kurs saat ini 1 yuan = Rp 2.166) pabrik seluas 5.000 meter persegi memiliki kapasitas tahunan 10.000 unit supercharger, terutama model V3 untuk tahap awal. Perusahaan mengklaim supercharger V3 dapat menambah jarak tempuh 250 km dengan mengisi daya baterai kendaraan listrik selama 15 menit.
Sebelumnya, supercharger Tesla yang digunakan di Cina semuanya diimpor dari Amerika Serikat.
Baca juga: Biaya Setrum Tesla Model 3 Rp 80 Ribu, Bisa Jalan Berapa Km?
Perusahaan mengatakan pembukaan pabrik supercharger di Cina akan berkontribusi pada mempopulerkan supercharger V3-nya di negara tersebut.
Hingga saat ini, Tesla telah membuka lebih dari 730 stasiun pengisian daya super di seluruh Cina.
Sebelumnya, Tesla telah mengoperasikan pabrik perakitan di Shanghai. Tesla memproduksi Model 3 dan Model Y di Gigafactory pertama di luar Amerika Serikat ini. Model 3 buatan Cina juga diekspor ke Eropa dan menyusul negara-negara di Asia.
XINHUA