Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal Kendaraan Listrik, Indonesia Perlu Belajar dari Tiga Negara Ini

image-gnews
Hyundai Kona EV sedang melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum milik PLN di Gambir, Jakarta Pusat. 9 Desember 2020. TEMPO/Wawan Priyanto.
Hyundai Kona EV sedang melakukan pengisian daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum milik PLN di Gambir, Jakarta Pusat. 9 Desember 2020. TEMPO/Wawan Priyanto.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Essential Services Reform atau IESR telah melakukan studi mengenai penerapan kendaraan listrik di Indonesia. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa Indonesia perlu belajar dari tiga negara, yakni Norwegia, Amerika Serikat, dan Cina dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Penulis studi Idoan Marciano menerangkan, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia masih dalam tahap awal. Sehingga menjadi penting untuk belajar dari pengalaman negara lain yang lebih progresif.

“Oleh karena itu kami menyusun studi dengan tiga negara pembanding,” ujar dia dalam acara virtual, Selasa, 23 Februari 2021.

Idoan menjelaskan alasan mengapa tiga negara tersebut sebagai pembanding. Menurutnya, secara global, data hingga 2019 menyebutkan pangsa pasar kendaraan listrik mengalami peningkatan 10 persen stiap tahun.

Dan Norwegia, memiliki pangsa pasar lebih dari 50 persen pada tahun 2019, dengan total kendaraan listrik yang sudah digunakan sebanyak lebih dari 430 ribu unit. Sementara di Cina, total kendaraan listrik pada tahun tersebut mencapai lebih dari 3,4 juta unit, dan Amerika lebih dari 1,5 juta unit.

Sementara tingkat adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih sangat kecil. “Sehingga, jika tidak mengalami peningkatan, maka target pada 2025 atau 2030 soal pengurangan kendaraan berbahan bakar fosil dan digantikan dengan kendaraan listrik tidak akan tercapai,” katanya.

Baca juga: Hore! Kendaraan Listrik Bebas Ganjil Genap di Jakarta

Dari segi infrastruktur, Idoan menyebutkan, juga jumlahnya masih jauh dari target yang ditentukan pemerintah. Hal ini terjadi karena berkaitan erat dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri yang baru dimulai

Menurut Idoan, Indonesia masih tertinggal dari seluruh aspek ekosistem. Mulai dari kebijakan, infrastruktur pengisian daya, industri atau rantai pasokan, kesadaran masyarakat, serta pasokan dan ketersediaan model.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia belum memiliki aturan batasan kendaraan berbahan bakar fosil. Ini berbeda dengan negara pembanding yang melarang kendaraan berbahan bakar fosil. Insfrastruktur Indonesia juga ketinggalan.

Baca: Di Norwegia, Mobil Listrik Lebih Laris Dibanding Mobil Bensin

“Perkiraan 2025 hanya mampu mencapai rasio 1:70 antara pengisian daya dan jumlah kendaraannya. Dan belum adanya kesadaran untuk meningkatkan produksi,” tutur Idoan.

Idoan menyebutkan bahwa industrinya juga belum ada fasilitas yang memproduksi material pendukung seperti baterai. Ditambah kesadaran masyarakat, yang motovasinya didasarkan pada alasan ekonomi dan informasi yang belum tersebar merata.

“Di tiga negara pembanding, alasan ekonomi bukan menjadi faktor untuk tidak memiliki kendaraan listrik. Tapi mereka lebih kepada persoalan performa atau tekbologinya,” ujar dia menambahkan.

Menanggapi studi tersebut Asisten Deputi Maritim dan Transportasi Kemenko Marves Firdausi Manti menerangkan, ketiga negara tersbut memang cukup dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Terkait hal ini menurutnya, Indonesia memang harus belajar dengan negara tersebut.

Menurut Firdausi, dirinya dan pemerintah ingin semua stake holder mendukung pelaksaan penerapan kendaraan listrik. “Kami berharap, Indonesia tidak hanya sebagai pasar saja, tapi juga mendorong industri kendaraan listrik dalam negeri,” kata dia.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

32 detik lalu

Nuuk, Greenland (Pixabay)
Fakta Menarik Nuuk Greenland, Salah Satu Kota dengan Durasi Puasa Terlama

Selain jadi salah satu kota memiliki durasi puasa terlama di dunia, Nuuk, Greenland juga menyimpan beberapa fakta menarik. Simak artikel menarik ini.


Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

1 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

Joe Biden, Barack Obama dan Bill Clinton dicemooh demonstran atas dukungannya terhadap serangan Israel ke Gaza


Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

4 jam lalu

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam film Joker: Folie a Deux. Foto: Instagram/@toddphillips
Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

Lady Gaga, diva bernama asli Stefani Joanne Agelina Germanotta ini juga kerap mendulang atensi karena sederet kontroversinya.


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

5 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

5 jam lalu

Lady Gaga saat menghadiri acara Piala Oscar di Hollywood, Los Angeles, California, 13 Maret 2023. REUTERS/Eric Gaillard
Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

Bintang nyentrik Lady Gaga, penyanyi, penulis lagu dan aktris kini tengah dinanti aktingnya di film Joker: Folie a Deux yang masuk proses tahap akhir.


Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

5 jam lalu

Jenderal Charles Q. Brown Junior. REUTERS
Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

Jenderal militer AS mengatakan bahwa Washington belum memberikan semua senjata yang diminta Israel, karena AS tidak bersedia memberikannya saat ini


Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

9 jam lalu

Bagian dari jembatan Francis Scott Key yang runtuh setelah ditabrak kapal kontainer Dali di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Insiden ini menyebabkan sebagian besar Jembatan Francis Scott Key runtuh yang menyebabkan beberapa kendaraan yang melintasi terperosok ke Sungai Patapsco. U.S. Army Corps of Engineers/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

Top 3 dunia adalah Kemlu dalami dugaan adanya WNI di kapal penabrak di Baltimore, warga AS tak setuju serangan Israel, jenazah ABK WNI dipulangkan.


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

15 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.