TEMPO.CO, Washington - Regulator keamanan mobil Amerika Serikat pada Senin, 1 Maret 2021, mengatakan mereka telah membuka penyelidikan terhadap hampir 1,9 juta kendaraan Toyota RAV4 atas potensi risiko kebakaran.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) mengatakan evaluasi awal terhadap kendaraan RAV4 produksi 2013-2018 dilakukan setelah 11 laporan kebakaran.
Badan tersebut mengatakan bahwa beberapa pengemudi melaporkan kebakaran terjadi saat mobil terjebak kemacetan. Baterai 12 volt diidentifikasi sebagai biang keladi dari sebagian besar insiden yang diselidiki, kata badan itu seperti dilaporkan Reuters.
"Toyota sadar bahwa NHTSA telah membuka penyelidikan ini dan kami bekerja sama dengan agensi tersebut," kata juru bicara Toyota Ed Hellwig.
SUV RAV4 adalah kendaraan terlaris Toyota di Amerika Serikat. NHTSA mengatakan bahwa pemasangan baterai yang tidak tepat atau perbaikan tabrakan front-end sebelumnya merupakan faktor dalam laporan kebakaran.
Baca juga: Persaingan SUV Gagah: Toyota RAV4 dan Honda CR-V
Tetapi badan tersebut mengatakan bahwa, terlepas dari pengaruh eksternal ini pada metode penahan baterai, jumlah kebakaran kendaraan yang dilaporkan dengan baterai sebagai penyebab kebakaran lebih besar daripada kendaraan sejenis lainnya.
Badan tersebut mengatakan penyelidikan telah "dibuka untuk lebih memahami faktor penyebab dan frekuensi kebakaran kendaraan yang berasal dari baterai".
Satu laporan mengatakan bahwa RAV4 terbakar di Lyons, Colorado, setelah pemilik Toyota RAV4 hybrid 2017 mengemudi 50 mil per jam (80,4 kilometer per jam) ketika lampu check-engine menyala dan kemudian asap putih muncul dari bawah kap mesin.