TEMPO.CO, Stockholm - Produsen truk Swedia Volvo mengatakan bahwa kekurangan chip semikonduktor akan berdampak besar pada produksi pada kuartal kedua, Senin, 22 Maret 2021.
Perusahaan tersebut mengatakan akan menerapkan “stop day” di seluruh operasi manufaktur truk globalnya pada awal kuartal.
"Secara total, saat ini diperkirakan antara dua dan empat minggu tergantung pada lokasi produksi," kata Volvo dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.
Baca juga: Pabrik Mobil di Indonesia Aman dari Krisis Semikonduktor
Volvo mengatakan visibilitas ke dalam rantai pasokan global semikonduktor sangat rendah dan ketidakpastian tentang pengembangannya tinggi. Dikatakan, gangguan itu juga diperkirakan berdampak pada area bisnis lain perusahaan.
"Gangguan tersebut diperkirakan berdampak negatif pada pendapatan dan arus kas," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Volvo mengatakan pada Februari lalu kekurangan semikonduktor telah mempengaruhi produksi di Ghent, Belgia, dan memperingatkan gangguan lebih lanjut.
Pesaing Volvo, Scania (bagian dari Volkswagen), awal bulan ini mengatakan bahwa perusahaan mungkin harus menghentikan produksi karena kekurangan chip semikonduktor.