TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum era 1960-1970-an konsumen mobil di Indonesia sangat menggandrungi mobil-mobil buatan Eropa. Hal ini yang membuat Toyota Kijang sulit menaklukkan hati konsumen mobil di Indonesia, ditambah mobil-mobil Jepang yang acap kali mendapatkan cibiran “kaleng kerupuk.”
Toyota Kijang masuk ke Indonesia pada 1977 dengan mengeluarkan model kendaraan niaga. Mobil ini bisa masuk ke Indonesia berawal ketika Presiden Soeharto sedang mendorong perindustrian dalam negeri yang dicanangkan oleh Departemen Perindustrian.
Soeharto memberikan insentif pada kendaraan niaga dengan pengembangan industri berbasis lokal dan tentunya memiliki harga murah yang disebut juga Basic Utility Vehicle (BUV). Pada saat itu kendaraan ini juga disebut sebagai Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS).
Menanggapi kebijakan tersebut, pengusaha sekaligus pendiri dan direktur PT Astra Internasional, William Soerjadjaja membuat perusahaan patungan antara PT Astra dan Toyota Motor Coporation. Perusahaan tersebut adalah Toyota Astra Motor.
Untuk penamaan, Toyota mengadakan konferensi internal dengan memilih dua opsi nama yaitu Kijang dan Kancil. Namun mereka akhirnya memilih nama Kijang, sebab menurut mereka Kancil memiliki konotasi yang negatif.
Baca: 43 Tahun Penjualan Toyota Kijang Innova Dekati 2 Juta Unit
Generasi pertama Toyota Kijang dikeluarkan pada acara Pekan Raya 1977. Mobil ini awalnya mengusung konsep Pick up dan berbentuk kotak. Tak hanya itu mobil generasi pertama dari Toyota Kijang ini juga dijuluki Kijang Buaya. Mobil ini terakhir di produksi pada 1981.
Generasi kedua antara 1981 dan 1985 dari mobil yang juga sering disebut kerja sama Indonesia dan Jepang ini, dinamakan dengan Kijang Doyok. Penamaan ini diambil dari tokoh kartun Doyok di Koran Pos Kota karena bentuknya yang kotak dan kerempeng. Berbeda dengan Kijang Buaya, mobil ini sudah dilengkapi pintu dan jendela. Mobil ini menjadi cikal bakal mobil Kijang saat ini yang mengusung bentuk kendaraan pribadi.
Pada 1986 Kijang kembali mengeluarkan mobil terbarunya dengan nama Kijang Super. Mobil ini adalah generasi ketiga yang dikeluarkan Kijang yang juga disebut sebagai generasi emas dalam sejarah kiprah Toyota Astra. Hal ini dikarenakan selama 10 tahun (1986-1996) mobil ini laku hingga 500.000 unit dan membuatnya dikenal hingga pelosok Indonesia.
Setelah nyaman dengan Kijang Super, Toyota Kijang mengeluarkan model terbaru pada 1997. Model terbaru ini juga sering disebut sebagai Kijang Kapsul. Mobil ini awalnya memiliki memiliki 18 model. Tidak hanya itu mobil ini juga didesain lebih aerodinamis dengan lekukan yang lebih halus. Mobil ini diproduksi hingga tahun 2004.
Toyota Kijang selalu mengalami perubahan dan menampilkan inovasi terbaru. Hal inilah yang melahirkan Kijang Innova, generasi kelima dari Toyota Kijang. Model ini dipasarkan Toyota Astra Motor pada 2004 dengan konsep mobil keluarga jenis MVP (Multi Purposes Vehicle).
Desainnya yang futuristik membuat Toyota Kijang tidak berada dalam kategori mobil kelas bawah lagi dan sudah mencapai pada kategori mobil kelas menengah. Mobil ini salah satu dari generasi Toyota Kijang yang diproduksi cukup lama yaitu 11 tahun.
Generasi terakhir dari Toyota Kijang adalah All New Kijang Innova. Mobil ini pertama kali diluncurkan pada 23 November 2015. Mobil ini adalah penyempurnaan dari Toyota Kijang sebelumnya, tidak hanya itu mobil ini terbagi menjadi 3 varian utama yaitu, G untuk varian termurah, V untuk varian menengah, dan Q untuk varian termahal, sedangkan untuk varian Sport ada Venture.
GERIN RIO PRANATA