TEMPO.CO, Jakarta - Krisis global chip semikonduktor belakangan semakin parah. Beberapa pabrikan menunda produksi mereka di sejumlah negara, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa.
Di Indonesia, sejumlah pabrikan mengklaim masih aman dari krisis pasokan chip semikonduktor.
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra mengatakan produksi kendaraan bermotor secara global saat ini dihadapkan pada krisis pasokan chip semikonduktor. “Ia benar ada gangguan, tapi masih bisa diatasi untuk produksi di Indonesia,” kata Amelia kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Pabrik Daihatsu di Indonesia memproduksi sejumlah model seperti Xenia, Terios, Luxio, dan Gran Max.
Baca juga: Krisis Semikonduktor, Produksi Toyota dan Honda di Indonesia Aman
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan bahwa hingga saat ini krisis chip semikonduktor belum berpengaruh terhadap produksi mobil Toyota di Indonesia.
"Belum berpengaruh. Produksi masih normal," kata Bob Azzam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN kepada Tempo, Kamis, 25 Maret 2021.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pabrik TMMIN di Indonesia memproduksi sejumlah model seperti Toyota Avanza, Vios, Kijang Innova, Yaris, Sienta, Rush, Town/Lite, Fortuner, dan Dyna.
Sementara itu, Business Innovation and Sales & Marketing PT HPM, Yusak Billy, menyampaikan bahwa perusahaan sampai saat ini terus memonitor masalah krisis chip semikonduktor yang melanda produsen global dalam beberapa bulan terakhir.
"Sejauh ini belum ada informasi ke kami akan mengancam produksi Honda di Indonesia," kata Billy.
Honda memiliki pabrik perakitan di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merakit sejumlah model seperti Honda Jazz yang kemudian digantikan oleh Honda City Hatchback RS, Mobilio, BR-V, HR-V, CR-V, Brio RS, dan Brio Satya yang mengisi segmen LCGC.
Chip semikonduktor diperlukan dalam perakitan mobil untuk yang berkaitan dengan perangkat elektronik seperti audio head unit dan sebagainya.
Saat ini, produsen otomotif harus bersaing dengan produsen video games dan alat elektronik lainnya untuk mendapatkan pasokan chip semikonduktor. Pandemi Covid-19 membuat banyak orang melakukan kegiatan di rumah, yang membuat penjualan alat elektronik serta video games melonjak.