TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan ban mobil dan motor asal Prancis, Michelin, menargetkan tambahan pendapatan tahunan pada 2030 sekitar 14 miliar euro atau setara 17 miliar dolar AS.
Target itu bakal dicapai setelah pulih dari pandemi Covid-19 dan diversifikasi bisnis dari semula ban mobil, termasuk ke tenaga hidrogen dan alat kesehatan atau alkes.
Baca Juga:
Perusahaan mengantisipasi pendapatan pada 2030 sebesar 34 miliar euro, lebih tinggi dari 2020 sebesar 20,5 miliar euro.
"Sambil tetap setia pada DNA kami, profil perusahaan akan berkembang pesat pada 2030, dengan peran yang lebih besar untuk aktivitas baru yang bernilai tinggi," kata Kepala Eksekutif Michelin Florent Menegaux dalam pernyataan pada Kamis pekan lalu.
Michelin mengharapkan pertumbuhan tercepat datang dari bisnis membuat sistem tenaga hidrogen untuk mobil. Pertumbuhan diperkirakan dari 200 juta euro pada 2025 menjadi 1,5 miliar pada akhir dekade ini.
Perusahana juga ingin pertumbuhan yang cepat di bidang pencetakan logam 3D dan perangkat medis.
Dalam bisnis, Michelin akan mencapai pertumbuhan dengan mengalihkan beberapa produksi ke lokasi berbiaya lebih rendah untuk menyasar margin lebih tinggi.
Michelin terpukul parah akibat pandemi Covid-19 menyusul penurunan permintaan mobil secara global. Perusahaan memperkirakan pulih sepenuhnya pada akhir 2022.
Michelin bekerjasama dengan produsen suku cadang mobil Prancis, Faurecia, berbisnis Symbio, sistem sel bahan bakar hidrogen untuk kendaraan ringan, kendaraan utilitas, dan truk.
Baca: Ban Michelin Ini Bisa Membuat Tukang Tambal Ban Bangkrut
AUTOBLOG