TEMPO.CO, Jakarta - Tabrakan fatal mobil listrik Tesla dengan mode semi otonom atau Autopilot telah memunculkan hal baru pada keselamatan mobil semi otonom dan aturan navigasi di AS.
Dikutip dari Reuters pada Sabtu, 24 April 2021, polisi di Harris County, Texas, mengatakan mobil listrik Tesla Model S menabrak pohon pada Sabtu pekan lalu dengan kecepatan tinggi. Ini terjadi di setelah Tesla itu gagal melewati tikungan dan terbakar.
Kecelakaan ini menewaskan satu penumpang di kursi penumpang depan dan pemilik di kursi belakang.
CEO Tesla Elon Musk mencuit dua hari kemudian bahwa data awal yang diunduh Tesla menunjukkan mobil listrik Tesla Model S tidak beroperasi pada mode Autopilot dan bantuan mengemudi SAE Level 2. Maka kondisi itu tidak bisa disebut Full Self-Driving (FSD).
Musk pun menyatakan bahwa mobil listrik Tesla tidak dapat beroperasi tanpa seseorang di belakang kemudi. Namun, penjelasan Musk dibantah oleh hasil tes Laporan Konsumen.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) belum mengeluarkan peraturan khusus atau standar kinerja untuk sistem semi-otonom seperti Autopilot atau kendaraan otonom penuh (AVs).
Ini membuat sistem bantuan berkendara seperti Autopilot menempati area abu-abu regulasi.
Kecelakaan di Texas tersebut mengikuti serangkaian kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla yang digerakkan dengan mode Autopilot, fungsi seperti membantu pengemudi menyetir di jalan raya.
Polisi Harris County sekarang mencari surat perintah penggeledahan data Tesla. Para saksi memberi tahu polisi bahwa para korban bermaksud menguji mode Autopilot.
Baca: Fitur Autopilot Tesla Dikalahkan Audi, BMW, Mercedes-Benz, Ford
AUTOBLOG