TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan komponen otomotif dan solusi mobilitas Jerman, Bosch, mulai memproduksi chip semikonduktor di pabrik barunya di Dresden di tengah kelangkaan semikonduktor.
"Semikonduktor menjaga digitalisasi tetap berjalan. Tidak ada sistem elektronik yang akan bekerja tanpa mereka," kata Chirman Bosch Volkmar Denner dalam pernyataan resmi yang dikutip hari ini, Selasa, 8 Juni 2021.
Pada mobil listrik, misalnya, semikonduktor mengontrol aliran energi dan mengatur interaksi sumber energi dan tenaga kuda. Semikonduktor adalah otot, organ sensorik, dan otak dari internet of things.
Bosch mempercepat dimulainya produksi chip untuk industri mobil dan motor selama tiga bulan, dari September hingga Desember 2021.
Menurut Denner, permintaan chip semikonduktor meningkat dan pasarnya pun tumbuh. Tahun ini saja diperkirakan permintaan tumbuh 11 persen menjadi senilai lebih dari 400 miliar euro.
"Kami memulai produksi enam bulan lebih awal dari yang direncanakan."
Pada awal Juli nanti, chip semikonduktor pertama buatan Bosch akan dipasang di peralatan listrik perusahaan tersebut.
Permintaan semikonduktor otomotif meningkat. Pada 1998, nilai mikroelektronika di mobil baru hanya 120 euro. Tapi pada 2023 diperkirakan nilainya melebihi 600 euro.
Pada 2016, setiap kendaraan baru di seluruh dunia rata-rata memiliki sekitar sembilan chip semikonduktor buatan Bosch. Sedangkan pada 2019 jumlahnya sudah lebih dari 17 atau meningkat dua kali lipat hanya dalam beberapa tahun.
Baca: Pabrik Raksasa Chip Semikonduktor Mobil di Jepang Kebakaran