TEMPO.CO, Jakarta - Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor seperti Toyota, Honda, dan Suzuki menyambut baik keputusan pemerintah untuk memperpanjang relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) nol persen hingga Agustus 2021.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, insentif PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) atau PPnBM nol persen diperpanjang sebagai terobosan demi menciptakan iklim usaha yang kondusif di tengah pandemi Covid-19.
"Ini bertujuan membangkitkan kembali gairah usaha di tanah air, khususnya sektor industri, yang selama ini konsisten berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” kata Agus Gumiwang dalam keterangan resminya, Minggu, 13 Juni 2021.
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, mengatakan bahwa saat ini TAM masih menunggu detail peraturan perpanjangan relaksasi PPnBM 100 persen. “Kami tentu menyambut baik berbagai dukungan pemerintah untuk mendukung industri otomotif, termasuk dengan perpanjangan relaksasi PPnBM 100 persen sampai dengan Agustus ini,” kata Henry kepada Tempo, Senin, 14 Juni 2021.
Henry menyampaikan bahwa kebijakan relaksasi PPnBM 100 persen tahap pertama yang dilaksanakan pada Maret-Mei lalu membuat penjualan ritel mobil Toyota meningkat. Dari level 12.000-15.000 unit pada Januari-Februari menjadi di atas 20.000an unit.
Di bulan Mei, lanjut dia, penjualan ritel Toyota mengalami penurunan sekitar 18,5 persen dibanding April. Namun, dibanding Mei 2020 peningkatannya cukup tinggi, yakni 213,9 persen.
“Penurunan penjualan di bulan Mei karena salah satunya ada momentum Lebaran. Sehingga biasanya pelanggan fokus membeli mobil di bulan sebelumnya,” ujar dia. “Karena memang biasanya momentum Lebaran ini penjualannya menurun.”
Hal senada juga diungkapkan Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy. Menurut dia, pemerintah selalu memonitor secara seksama perkembangan relaksasi PPnBM tahap 1 lalu dengan mempertimbangkan banyak aspek akan memberikan langkah yang tepat agar perekonomian Indonesia dapat cepat pulih melalui industri otomotif.
“Kami masih menunggu sampai keseluruhan instrumen legal sebagai dasar hukum perpanjangan relaksasi PPnBM nol persen ini diterbitkan,” kata Billy.
Dia menambahkan bahwa penjualan retail mobil Honda di bulan Mei memang turun dikarenakan jumlah hari kerja yang lebih sedikit terkait momentum Lebaran dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. “Memang trend pemesanan kendaraan di awal bulan Juni sedikit turun dibanding bulan lalu di periode jumlah hari yang sama, mungkin dikarenakan relaksasi PPnbM yang naik 50 persen yah, tapi masih bagus trend-nya,” tutur dia.
Honda mencatat penjualan ritel yang cukup baik pada tiga bulan pelaksanaan relaksasi PPnBM nol persen (Maret - Mei) dengan angka 10.048 unit, 10.189 unit, dan 8.538 unit. Angka ini lebih tinggi dibanding dua bulan pertama tahun ini yang rata-rata hanya 6.500 unit.
Sementara itu, 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan bahwa perpanjangan relaksasi PPnBM 100 persen hingga Agustus akan merangsang pertumbuhan industri otomotif nasional.
“Tidak hanya pabrikan pemegang merek, akan tetapi juga industri pendukung lainnya seperti dealer, pemasok suku cadang lokal, dan industri keuangan,” kata Donny.
Suzuki Indonesia mencatat penjualan ritel yang baik selama relaksasi PPnBM 100 persen diterapkan. Pada Maret lalu, penjualan ritel Suzuki mencapai 8.179 unit, naik 37 persen dibanding penjualan ritel Februari yang hanya 5.132 unit.
Penjualan Suzuki di bulan selanjutnya tercatat sebesar 7.575 unit dan 6.578 unit. Secara rata-rata, masih jauh lebih tinggi dibanding sebelum relaksasi PPnBM diterapkan.
Baca juga: Diskon PPnBM 100 Persen Diperpanjang, Ini Daftar 23 Mobil Barunya