TEMPO.CO, Jakarta - Badan Keamanan AS dikabarkan telah menemukan 30 kasus kecelakaan yang melibatkan mobil listrik Tesla sejak 2016 lalu.
Dari beberapa kasus itu, terhitung 10 di antaranya kehilangan nyawa dengan dugaan menggunakan sistem pengemudi canggih atau lebih dikenal dengan fitur autopilot.
Komite Perdagangan Senat, Mario Cantwell memberikan tanggapan bahwa sistem autopilot tak bisa dihindarkan dari kecelakaan.
"Sepertinya setiap minggu kami mendengar tentang kendaraan baru yang alami kecelakaan saat menggunakan sistem Autopilot," kata Cantwell, dikutip dari Reuters.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS merilis daftar tentang kecelakaan yang sedang ditinjau melalui program Investigasi Kecelaakaan Khusus.
Badan tersebut mengonfirmasi bahwa sejumlah kecelakaan Tesla dicurigai karena pengemudi menggunakan sistem autopilot.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS sebelumnya sempat memberikan kritik terhadap kurangnya perlindungan sistem autopilot Tesla.
Selain Tesla, NHTSA juga melakukan investigasi kecelakaan terkait sistem autopilot pada mobil lainnya. Salah satunya melibatkan kendaraan Cadillac, Lexus RX450H, Volvo XC90 dan Navya Arma.
Investigasi itu terus mendapatkan perhatian khusus setelah kecelakaan mobil listrik Tesla di Texas, yang menewaskan dua pria pada 17 April lalu.
Baca: Kamera Pengawas Akan Aktif Saat Fitur Autopilot Dihidupkan, Tesla Menjelaskan
REUTERS