TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil asal Swedia, Volvo, berencana sejak lama untuk menyematkan teknologi sensor Light Detection and Rangin (LiDAR) di generasi baru mobil SUV XC90, dan kini siap digunakan pada tahun depan.
Rencana ini merupakan bagian dari strategi untuk menerapkan keselamatan yang lebih maju dan teknologi mengemudi otomatis yang mengandalkan gambar dunia di sekitar kendaraan listrik.
Dikutip dari Reuters pada Jumat, 25 Juni 2021, keputusan Volvo ini dalam memasukkan sensor LiDAR ke dalam kendaraannya adalah taruhan dengan harga yang tinggi di mana konsumen akan membayar untuk kemampuan tambahan tersebut. Hal ini disebut sebagai momentum penting oleh beberapa orang di industri kendaraan listrik
Keputusan perusahaan Swedia, yang dimiliki oleh grup Geely dari Cina, ini sangat berbeda ketimbang saingannya Tesla yang telah menghindari sensor LiDAR dan radar. Telsa hanya berfokus pada kamera dan perangkat lunak untuk sistem penggerak otomatisnya.
Volvo telah membangun kerja sama dengan startup sensor mobil otonom Luminar Technologies yang akan memasok XC90 listrik dengan perangkat lunak sensor LiDAR dan Sentinel. Perangkat ini akan dikombinasikan dengan perangkat lunak yang sudah ada pada XC90, yang dibangun di Carolina, Amerika Serikat. Mobil ini mulai dijual pada tahun 2022.
Teknologi baru ini dirancang untuk mengatasi situasi lalu lintas yang sering mengakibatkan cedera parah dan kematian.
"Dengan memiliki perangkat keras ini sebagai standar, kami dapat terus meningkatkan fitur keselamatan di udara dan memperkenalkan sistem penggerak otonom yang canggih," kata Kepala Eksekutif Volvo Cars Hakan Samuelsson.
Dalam kerjanya, sensor LiDAR sebagai sensor yang mampu memindai benda dan permukaan secara digital. Teknologi ini memang cocok disandingkan ke dalam mobil otonom untuk menghindari kecelakaan
Walaupun demikian, hingga saat ini harga sensor LiDAR terlalu mahal bagi produsen mobil untuk diterapkan sebagai sesuatu selain opsi yang membutuhkan biaya tambahan. CEO Luminar Austin Russell mengatakan harga untuk sensornya tersebut berada di angka US$ 1.000 per unit.
Walaupun begitu Chief Technology Officer Volvo Cars, Henrik Green, mengatakan biaya bukanlah fokus untuk merek mobil asal Swedia tersebut. Menurutnya harga teknologi akan turun seiring waktu pertumbuhan dan permintaan volume. Oleh karena itu peluncuran akan mempercepat penggunaan layanan otomatis yang dapat dikenakan biaya oleh perusahaan.
Green mengatakan kendaraan berikutnya akan menambahkan paket sensor LiDAR sebagai standar teknologi, dan juga melanjutkan sejarah Volvo Cars sebagai yang pertama menstandarisasi banyak fitur keselamatan, termasuk sabuk pengaman tiga titik dan kantong udara samping.
HIDAYAT SALAM
Baca juga: Volvo XC90 Terbaru Bakal Jadi Model Terakhir Mesin Bensin