TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah memberikan solusi agar bisa menekan harga jual mobil listrik yang terbilang mahal di Indonesia.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto membenarkan bahwa kendaraan listrik di tanah air masih lebih mahal ketimbang mobil ICE (Integrated Concept Engineering).
Maka dari itu, Jongkie menyarankan agar produsen atau APM (Agen Pemegang Merek) untuk menekan dana pembuatan mobil listrik.
“Memang harga mobil listrik itu lebih mahal dibanding ICE, (cara) menekannya dengan produksi baterai secara lokal, dan mungkin komponen-komponen lain juga dibuat lokal,” katanya kepada Tempo, Jumat, 16 Juli 2021.
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi juga menyarankan agar APM bisa menjual mobil listrik dengan harga terjangkau.
"Kalau (mobil listrik) ingin berkembang di Indonesia, kita harus menekan harga mobil listrik di bawah Rp 300 juta,” ujarnya dalam webinar Investor Daily Summit pada Rabu, 14 Juli 2021.
Gaikindo sendiri juga membenarkan bahwa beberapa APM di Indonesia saat ini telah mencoba untuk masuk ke era elektrifikasi.
Menurut Jongkie, sejumlah APM sudah mempersiapkan kendaraan ICE, HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), dan BEV (Battery Electric Vehicle) di tanah air.
Baca: Mobil Listrik Indonesia Terganjal Harga hingga Infrastruktur, Kata Gaikindo