TEMPO.CO, Jakarta - Daihatsu menjelaskan bagaimana strateginya setelah diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau PPnBM 100 persen berakhir pada akhir Agustus 2021. Nantinya, mereka akan lebih dulu melihat beberapa faktor untuk mengatasi penjualan mobil tanpa insentif pajak.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), Hendrayadi Lastiyoso. Dirinya menjelaskan bahwa ada empat faktor yang bakal dipertimbangkan.
“Kita lihat dulu prediksi situasi September hingga Desember seperti apa. Pertama, dari sisi pandemi, kami berharap September ke depan (situasi ini) berakhir. Kedua, vaksinasi. Mestinya sudah banyak yang divaksin. Faktor ketiga, ekonomi. Kalo pertumbuhan ekonomi baik, artinya daya beli masyarakat juga meningkat. Keempat, suplai,” ucap Hendra.
Meski begitu, salah satu petinggi di Daihatsu Indonesia itu menjelaskan bahwa Daihatsu tetap yakin bisa melewati tantangan tanpa adanya diskon PPnBM 100 persen.
“Daihatsu optimistis melihat beberapa faktor tadi. Mudah-mudahan pasar otomotif bisa lebih baik, sehingga penjualan Daihatsu bisa meningkat lagi dari bulan ke bulan,” tambah dia menambahkan.
Lebih lanjut, Hendra tetap bersyukur bahwa pemerintah masih tetap memberikan diskon PPnBM walaupun hanya sebesar 25 persen. Nantinya kebijakan ini bakal berlaku pada September mendatang hingga akhir tahun.
“Meskipun PPnBM tidak 100 persen, tapi masih lumayan, masih ada 25 persen. Daripada nanti Januari depan (prediksinya) sudah tidak ada lagi, walaupun kita berharap masih ada,” tutup dia.
Baca: Berkat Diskon PPnBM 100 Persen, Penjualan Ritel Daihatsu Naik 33 Persen