Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mobil Penggerak Roda Belakang, Kuat di Tanjakan tapi Tak Irit BBM?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi merawat ban mobil. (Peugeot)
Ilustrasi merawat ban mobil. (Peugeot)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mobil dengan sistem penggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive atau RWD merupakan teknologi yang sudah lama dipasang pada mobil-mobil di Indonesia. Ibaratnya, mobil dengan penggerak roda belakang atau RWD adalah mainstream dalam industri otomotif.   

Karena itu, mobil penggerak rodak belakang atau RWD menjadi pilihan banyak pengguna mobil Indonesia. Bahkan tak sedikit yang menjadi pengguna fanatik mobil penggerak roda belakang. Kalau bukan RWD, lebih baik tidak beli mobil. Begitulah kira-kira untuk menggambarkan fanatisme kaum RWD.  

Sistem penggerak roda belakang atau RWD ini banyak digunakan pada model-model mobil mainstream seperti low MPV Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, selain itu juga digunakan oleh low SUV Daihatsu Terios, dan Toyota Rush.

Ada juga mobil SUV medium seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport yang mengadopsi penggerak roda belakang ini. Apa yang membuat RWD begitu digemari?

Keunggulan Sistem Penggerak Roda Belakan RWD

Mobil dengan penggerak mobil roda belakang terpisah dengan sistem kemudi, yang terletak di roda depan. Tenaga dari mesin akan disalurkan ke dua roda belakang melalui gardan.

Pada sistem RWD, roda depan dan roda belakang memiliki fungsinya sendiri-sendiri. yakni roda depan hanya berfokus pada kemudi dan roda belakang bertugas sebagai penggerak.

Demikian pula bobot mobil yang terdistribusi pada bagian depan, tengah dan belakang. Yakni posisi mesin di bagian depan, girboks dan drive shaft atau as kopel di tengah dan differensial di belakang.

Dengan komposisi bobot mobil seperti itu, penggerak roda belakang memiliki handling yang lebih baik namun mobil RWD cenderung oversteer atau ban belakang selip.

Karenanya ada pembagian beban kerja pada masing-masing roda secara optimal. Dengan model seperti itu, usia pemakaian komponen suspensi, kemudi dan penggerak lebih tahan lama dan tidak mudah rusak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena roda belakang jadi penggerak, beban roda depan tidak terlalu terforsir dan membuatnya lebih awet. Kaki-kaki lebih awet dan performa lebih tangguh di medan ekstrem

Yang kerap menjadi jualan atau yang diunggul-unggulkan para pengguna RWD adalah soal tanjakan. Penggerak roda belakang menerapkan cara kerja mendorong, sehingga lebih handal untuk jalanan menanjak, terjal, dan tidak rata.

Kekurangan Sistem Penggerak Roda Belakang

Namun mobil penggerak roda belakang RWD juga punya kekurangan yang harus Anda perhitungkan. Yang pertama adalah bobot mobil yang berat.  Pemindahan tenaga dari depan ke belakang membutuhkan komponen power train lebih banyak seperti propeller shaft, gardan, as roda belakang, cross joint, dan lain-lain yang menambah bobot mobil. 

Proses pemindahan tenaga tersebut juga akan mengalami loss power akibat gesekan di powertrain. Bahkan ada yang mengatakan tenaga mesin yang terserap atau terbuang sebelum mencapai roda belakang bisa mencapai 30 persen. Sehingga, sistem penggerak roda belakang ini akan cenderung kurang irit dan kurang responsif dibanding Penggerak roda depan atau FWD.

Kekurangan lain pada sistem penggerak roda belakang adalah kabin yang kurang lapang. Pada mobil dengan sistem penggerak roda belakang RWD, lantai kendaraan menjadi tidak rata, sebab di bawah menjadi tempat untuk sistem transmisi dan propeller shaft.

Itulah kelebihan dan kekurangan dari mobil penggerak roda belakang atau biasa disebut RWD. Semoga dapat membantu Anda dalam menentukan mobil pilihan.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga: Untung Rugi Mobil Penggerak Roda Depan, Lebih Irit BBM tapi Sulit di Tanjakan?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

1 jam lalu

Petugas melayani konsumen yang mengisi bahan bakar pada SPBU di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023. PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi pada 1 Oktober 2023 dengan kenaikan antara Rp 700 hingga Rp 1.000 per liter. Tempo/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.


Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

3 jam lalu

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto: Instagram/@nicke_widyawati
Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.


Bareskrim Ungkap 17 Kasus Penyimpangan BBM, Pertalite Diberi Pewarna Mirip Pertamax

5 jam lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko (kiri) dan Dirtipidter Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan) memperlihatkan barang bukti BBM pertamax yang asli dan palsu (dioplos) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Ungkap 17 Kasus Penyimpangan BBM, Pertalite Diberi Pewarna Mirip Pertamax

Bareskrim Polri mengungkap 17 kasus penyimpangan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah wilayah sejak Januari-Maret 2024


Kasus Pemalsuan BBM Pertamax oleh SPBU, Bareskrim: Tersangka Telah Raup Miliaran Rupiah

9 jam lalu

Pengendara motor melintas di SPBU yang ditutup sementara di Jalan Ir Juanda, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 26 Maret 2024. Pemerintah setempat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menutup sementara SPBU tersebut pascakejadian puluhan kendaraan bermotor yang mogok karena BBM tercampur air dan pihak terkait telah mengambil sampel dari tempat penyimpanan bahan bakar. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Kasus Pemalsuan BBM Pertamax oleh SPBU, Bareskrim: Tersangka Telah Raup Miliaran Rupiah

Pemalsuan BBM Pertamax terlama dilakukan di SPBU di Tangerang, yakni sejak 2022.


Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

13 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Polisi Beberkan Modus dan Bukti Pemalsuan BBM di 4 SPBU Tangerang, Jakarta, dan Depok

Bareskrim Polri mengungkap modus dalam kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM Pertamax yang libatkan empat tangki pendam di 4 SPBU.


Ini Alamat Lokasi 4 SPBU Curang, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

18 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Ini Alamat Lokasi 4 SPBU Curang, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

Bareskrim menetapkan lima orang tersangka dari 4 SPBU curang yang menjual pertalite dicampur pewarna lalu dijual sebagai pewarna.


Atasi SPBU Nakal di Musim Mudik, Dirut Pertamina Setuju Pencabutan Izin

18 jam lalu

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto: Instagram/@nicke_widyawati
Atasi SPBU Nakal di Musim Mudik, Dirut Pertamina Setuju Pencabutan Izin

Dirut Pertamina Nicke Widyawati setuju sanksi pencabutan izin bagi SPBU yang nakal di musim mudik Lebaran.


Bareskrim Bongkar Kecurangan 4 SPBU, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

20 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan), memberikan keterangan tentang pemalsuan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menjadi Pertamax di empat SPBU, di Gedung Bareskrim, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Bongkar Kecurangan 4 SPBU, Campur Pertalite dengan Pewarna Lalu Dijual sebagai Pertamax

67 tersangka dalam kasus kecurangan SPBU mencampur pertalite dengan pewarna lalu dijual sebagai pertamax. Dari operator hingga manajer.


Kasus BBM Campur Air di SPBU Bekasi, Pengakuan Kernet Truk Tangki Oplos Pertalite

22 jam lalu

Seorang pejalan kaki melintas di depan SPBU yang ditutup sementara di Jalan Ir Juanda, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 26 Maret 2024. Pemerintah setempat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan menutup sementara SPBU tersebut pascakejadian puluhan kendaraan bermotor yang mogok karena BBM tercampur air dan pihak terkait telah mengambil sampel dari tempat penyimpanan bahan bakar. ANTARA/Fakhri Hermansyah
Kasus BBM Campur Air di SPBU Bekasi, Pengakuan Kernet Truk Tangki Oplos Pertalite

Kernet dan sopir truk tangki bersekongkol menjual secara ilegal BBM jenis Pertalite sebanyak 1.800 liter kepada petugas keamanan di SPBU Karawang.


Kasus BBM Campur Air di SPBU Bekasi, Ini Kronologi dan Motif Sopir Truk Tangki

1 hari lalu

Pelanggan SPBU di Bekasi menunjukkan BBM Pertalite bercampur air, Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Adi Warsono
Kasus BBM Campur Air di SPBU Bekasi, Ini Kronologi dan Motif Sopir Truk Tangki

Ketiga tersangka kasus BBM campur air di SPBU Bekasi itu terancam pidana 6 tahun penjara dan denda paling tinggi Rp 60 miliar.