TEMPO.CO, Jakarta - Krisis chip semikonduktor masih melanda industri otomotif global. Sejumlah pabrikan mobil global bahkan secara besar-besaran mengurangi kapasitas produksi akibat krisis semikonduktor ini.
Namun krisis semikonduktor ini belum berdampak terhadap produksi mobil di Indonesia. Sejumlah pabrikan mengaku masih berproduksi secara normal dan tidak ada penyesuaian kapasitas produksi.
Misalnya PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang mengaku produksi mobilnya masih aman dan tidak terkendala krisis semikonduktor. Daihatsu juga mengatakan bahwa saat ini belum ada penyesuaian jumlah produksi mobilnya di Tanah Air.
"Hingga saat ini Daihatsu masih berproduksi secara normal," kata Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT ADM, Amelia Tjandra saat dihubungi Tempo hari ini, Senin, 23 Agustus 2021.
Hal senada juga diucapkan Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azzam. Menurutnya, saat ini belum ada informasi penyesuaian produksi di Indonesia dari rencana semula.
Baca Juga:
"Kami masih memonitor situasinya. Pada dasarnya, beda model beda semikonduktor. Situasi supply vs demand juga berbeda," ucap Bob kepada Tempo beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, diinformasikan bahwa Toyota Motor Corporation terpaksa mengurangi target produksi sebesar 40 persen mulai September 2021 karena krisis chip semikonduktor global. Sebelumnya target produksi Toyota 900.000 unit, namun akibat krisis chip produksi dipangkas menjadi 360.000 unit.
Tidak hanya mengurangi target produksi, Toyota juga menangguhkan operasi di beberapa pabrik. Terdapat 15 pabrik di Jepang yang ditutup sementara karena kekurangan pasokan chip semikonduktor dan sisanya di Amerika Utara, Cina, dan Eropa.
Baca juga: Krisis Chip Semikonduktor, Toyota Pangkas Produksi Mobil Global